News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Capres

Setelah Sunny Tanuwidjaja, Giliran Politisi PSI Surya Tjandra Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024

Editor: Srihandriatmo Malau
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surya Tjandra memberikan dukungan kepada Gubernur DKI Anies Baswedan untuk maju menjadi calon presiden (capres) 2024.

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, sebelumnya pernah menyatakan partainya tidak akan mendukung Anies Baswedan di Pemilu 2024.

Grace Natalie menyinggung partainya tak akan mendukung kandidat yang bermasalah dalam hal intoleransi dan korupsi.

"Menyangkut hal ini, sudah sangat jelas bahwa PSI tidak akan mendukung Mas Anies di Pilpres 2024. Kami memeluk teguh prinsip antiintoleransi dan antikorupsi. Maka, tak mungkin kami mendukung kandidat yang bermasalah dalam dua atau salah satu prinsip tersebut," kata Grace Natalie dalam keterangan pers tertulis.

Sikap itu berbeda dengan mantan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Surya Tjandra.

Sebelumnya pendiri PSI, Sunny Tanuwidjaja, bahkan memilih mengundurkan diri dan menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan.

Surya menyebut bahwa Anies Baswedan memiliki kemampuan dan kapasitas.

"Jadi ya dari pilihan-pilihan yang ada memang kalau saya pribadi saya merasa Pak Anies."

"Dari beberapa ini memang harus saya akui Pak Anies yang punya kemampuan punya kapasitas."

"Dia buktikan pada saat dia kerja sebagai Gubernur DKI ya paling tidak, dan kalau ini bisa di-scale up Jakarta-1 bisa jadi Indonesia-1," kata Surya dalam kanal Youtube Total Politik, Kamis (28/7/2022).

Surya menegaskan bahwa presiden terpilih di 2024 harus bisa meneruskan program Jokowi. Hal itu berlaku bagi siapa pun presidennya.

"Harus ada ya pertama, dan kedua, kita kan dalam pilpres, pileg itu bukan nyari malaikat, bukan nyari manusia dewa atau setengah dewa. Tapi manusia yang ada, dalam konteks itu siapa pun yang ada harus bisa melanjutkan, bukan cuma amanat ya," kata Surya Tjandra.

Menurutnya, sosok Anies bisa meneruskan program dan kebijakan yang dibuat Presiden Jokowi, termasuk isu reforma agraria.

"Isu reforma agraria ini kan mimpi besar dari pendiri republik kan zaman dulu, dan baru Pak Jokowi yang melanjutkan, membuat regulasi dibikin gugus tugas dan ini harus lanjut, dan rasanya bisa," ucapnya.

Surya tidak mempersoalkan jika ada yang kontra terhadap pilihannya. Bahkan, dia dengan terbuka jika Anies menawarinya menjadi tim pemenangan.

Menurutnya, soal terima atau tak terima itu berpulang ke masing-masing individu.

"Apa yang gue lihat dalam interaksi kerjaan ya hari-hari gue alami itu, kita bicara konten bukan cuma sentimen, tapi secara program. Nanti kalau Pak Anies mau merekrut gue ya, gue harus lanjutin, 'Pak Anies, Bapak harus lanjutkan yang kemarin dibuat Pak Jokowi'," katanya.

Sunny mundur dari PSI dan pilih dukung Ahok

Nama Sunny Tanuwidjaja dikenal publik karena dekat dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Grace Natalie mengatakan Sunny sebenarnya sudah mundur sejak satu tahun yang lalu dan digantikan oleh Raja Juli Antoni.

"Sunny mundur atas keinginannya sendiri, karena beliau menyadari akan memilih jalan politik yang berbeda dengan PSI," kata Grace kepada wartawan, Rabu (29/6/2022).

Menurutnya PSI tak akan pernah mendukung semua kebijakan Anies.

"Karena yang bersangkutan (Anies) memiliki rekam jejak terlibat dalam politik identitas yang sangat bertentangan dengan DNA PSI," kata dia.

Meski begitu, Grace menyebut Sunny sebagai seorang gentleman karena mengaku mendukung Anies.

"Dan untuk itu beliau mengundurkan diri. Beliau tahu persis sikap PSI terhadap Anies sangat clear tidak akan mentoleransi politik identitas yang dimainkan Anies untuk meraih kekuasaan," tandas dia.

PSI sampai saat ini masih menjadi oposisi bagi Anies.

Partai dipimpin Giring Ganesha itu konsisten menjadi oposisi sejak jagoan mereka Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dikalahkan Anies pada Pilkada 2017 lalu. 

Dikutip dari Kompas.com, kedekatan Sunny dengan Ahok berawal pada 2010 saat Ahok datang ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan salah salah satu perkumpulan orang Indonesia di mana Sunny adalah salah satu anggota perkumpulan itu. 

Menurut Ahok, saat itu ia sempat melontarkan keinginannya menjadi Gubernur DKI. Keinginannya itu kemudian mendapat dukungan dari Sunny dan rekan-rekannya di perkumpulan tadi.

Setelah itu, kata Ahok, Sunny kemudian memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mendampinginya.

Saat itu, Sunny berstatus sebagai mahasiswa S3 di Northern Illinois University, Sunny dan juga bekerja sebagai salah satu peneliti di Central for Strategic and International Studies (CSIS).

"Saya juga senanglah dia bisa bicara soal politik, memang dia sekolah itu. Terus ikut sampai saya jadi wagub. Makanya saya bilang mau dinamai staf khusus susah juga, karena saya gaji dia juga enggak. Dia kerja sama perusahaan lain," ujar Ahok, mengutip Kompas.com.

Mengaku tak digaji Ahok

Sunny dan Ahok pernah menjadi saksi dalam persidangan kasus dugaan suap pembahasan dua rancangan peraturan daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (RTRKS) di Pantai Utara Jakarta, Senin (25/7/2016).

Dalam persidangan Sunny mengaku bekerja bersama 14 staf Ahok lainnya sejak menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2012.

Namun General Manager Rajawali Corporate ini tidak mendapatkan gaji.

"Tidak ada (Surat Keputusan) SK, hanya membantu disana. Yang meminta Pak Gubernur sendiri secara lisan," kata Sunny saat ditanya Hakim Ketua Sumpeno di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2016).

Dengan suara jelas, Sunny menjawab seluruh pertanyaan yang ditujukan hakim.

Dirinya juga mengaku tidak layaknya staf ahli yang dilantik seperti pejabat.

Hal ini karena memang ada peraturan yang membuat gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta tidak boleh mengangkat staf.

"Ada ahli deputi gubernur yang jadi staf ahli. Saya ngga digaji dari gubernur. (14 staf) Yang lain dari dana operasional gubernur," kata Sunny.

Hakim Sumpeno lalu bertanya darimana Sunny mendapatkan pemasukan uang.

"Digajinya dari tempat kerja sebagai GM Rajawali," katanya.

"Kok mau ngga digaji?" Tanya hakim.

"Gajinya ngga seberapa jadi enggak apa-apa," kata Sunny.

"Kalau teman-teman saudara kok mau jadi staf dengan gaji ngga seberapa?" Tanya hakim.

"Dibanding tempat kerja profesional jauh. Gaji mereka Rp10 sampai Rp20 juta/bulan," katanya.

Sunny dan Ahok dihadirkan menjadi saksi untuk terdakwa Presiden Direktur Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja dan asistennya Trinanda Prihantoro. (Tribunnews/Reza Deni)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini