TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Eddy Gombloh yang meninggal dunia di usia 80 tahun.
Eddy Gombloh merupakan seorang pemeran dan komedian era tahun 1980-an.
Eddy Gombloh kerap membintangi film sebagai pemeran pendukung bersama Benyamin Sueb.
Selain itu, Eddy Gombloh juga pernah mendapat peran utama di film Tiga Janggo.
Eddy Gombloh pun menghabiskan masa tuanya di Yogyakarta setelah sepi job.
Baca juga: Eddy Gombloh Meninggal Dunia, Sang Pelawak Dimakamkan Siang Ini di TPU Tegal Alur Cengkareng
Profil Eddy Gombloh
Dikutip dari wikipedia, Eddy Gombloh lahir di Yogyakarta, 17 Agustus 1941.
Pemilik nama asli Supardi dikenal sebagai seorang pemeran dan komedian.
Eddy Gombloh kerap mendapat peran sebagai orang lugu dan bodoh serta menjadi pendukung film Benyamin Sueb, S.Bagio, dan komedian lainnya.
Meski kerap menjadi peran pendukung, Eddy Gombloh juga pernah mendapat peran utama.
Peran utamanya saat bermain film Tiga Janggo bersama Benyamin S dan A.Hamid Arief dengan disutradarai oleh Nawi Ismail.
Pilih hidup sederhana di Yogyakarta
Setelah masa kejayaannya redup, Eddy Gombloh memilih untuk hidup sederhana di Tempel, Pakem, Sleman, Yogyakarta.
"Tahun 2006, saya pindah dari Jakarta ke Yogyakarta."
"Saya beli rumah di Pakem, Sleman, ini," tutur Eddy Gombloh, Selasa (7/7/2015), dikutip dari Kompas.com.
Alasan pilih tinggal di Yogyakarta
Eddy Gombloh mengatakan bahwa dirinya merasakan suasana yang nyaman dan tenang saat melewati daerah Turi, Sleman.
Awalnya, ia bersama rekan-rekannya memberikan bantuan untuk korban gempa Bantul, 2006 silam.
Eddy Gombloh pun memiliki harapan untuk menghabiskan masa tuanya di daerah itu.
"Ya awalnya pengen, eh beneran dapat rumah di sini."
"Kesampaian juga tinggal di sini," jelasnya.
Merasa sepi job
Eddy Gombloh merasa tawaran untuk bermain film mulai sepi.
Namun, Eddy Gombloh mengakui bahwa Jakarta menjanjikan untuk bisa mendapatkan banyak uang.
Sepi job itu pun juga membuatnya mantap untuk tinggal di Yogyakarta.
"Sudah sumpek dan ingin tenang."
"Ya meski di sana menjanjikan, tapi kan saya sudah tua," imbuhnya.
Tekuni usaha fotokopi dan perkebunan salak
Di Yogyakarta, Eddy Gombloh tinggal bersama istrinya, Martina Lubalu dan anaknya, Ayu Adina.
Masa tuanya dihabiskan untuk menekuni usaha fotokopi dan perkebunan salak.
Eddy Gombloh pun sudah sejak lama menyiapkan hari tuanya dengan rajin menabung sejak masih muda.
"Tahun 1980, satu episode saya dapat upah Rp 2 juta. Jumlah itu sangat besar kala itu."
"Sebagian besar saya tabung," ungkapnya.
Naik angkot menuju lokasi syuting
Eddy Gomlboh pun sedikit menceritakan hari-harinya saat masih mendapat banyak tawaran bermain film.
Ia mengaku lebih memilih naik angkot menuju lokasi syuting.
Tanpa gengsi, Eddy Gombloh hidup sehat dan sederhana, meskipun saat itu dirinya tengah naik daun.
"Saya tidak pernah gengsi. Daripada untuk sesuatu yang tidak berguna seperti rokok dan minuman, (penghasilan) lebih baik ditabung."
"Banyak teman yang honornya habis semalam untuk minum," bebernya.
Mampu beli ruko di Jakarta dari hasil tabungan
Sebelum pindah ke Yogyakarta, Eddy Gombloh mampu membeli ruko di Jakarta dari hasil tabungannya.
Ruko tersebut dikontrakkan, kemudian ia pindah ke Yogayakarta dengan usaha fotokopi dan menanam salak.
"Meski penghasilan tidak banyak, jangan sampai (kita) menadahkan tangan," jelasnya.
Film ternama yang dibintangi Eddy Gombloh
- Djembatan Emas (1971)
- Tarsan Kota (1974)
- Benyamin Tukang Ngibul (1975)
- Samson Betawi (1975)
- Inem Pelayan Sexy (1976)
- Tiga Janggo (1976)
- Zorro Kemayoran (1976)
- Manusia 6.000.000 Dollar (1981)
- dan lain-lain
Eddy Gombloh meninggal dunia
Dikutip dari Tribunnews, Eddy Gombloh meninggal dunia pada Kamis (4/8/2022) kemarin pukul 11.30 WIB.
Gombloh menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta.
Jenazahnya disemayamkan di Yogyakarta, kota kelahirannya.
Pada Jumat (5/8/2022) pukul 12.00 WIB, jenazah Eddy Gomboh dimakamkan di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat.
Informasi itu disampaikan oleh rekan Eddy Gombloh, Komedian Polo.
"Akan dimakamkan besok (Jumat) di pemakaman Tegal Alur, besok pukul 12.00 WIB (nanti - read)," ucap Polo.
Diduga, Eddy Gombloh meninggal dunia lantaran sakit faktor usia.
"Kalau sakitnya belum update, mungkin penuaan juga kali ya, sepuh," imbuh Polo.
(Tribunnews.com/Katarina Retri/Ayu Miftakhul) (Kompas.com/Wijaya Kusuma)
Berita lainnya terkait Eddy Gombloh Meninggal