Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis Dhena Devanka hadir sebagai pembicara dalam diskusi komunitas Anti Pelakor (AP).
Dikesempatan tersebut, ibu tiga anak itu buka-bukaan soal mantan suaminya, Jonathan Frizzy.
Baik soal sikap maupun alasan Dhena Devanka memilih cerai dari Jonathan Frizzy.
Baca juga: Harap Jonathan Frizzy Nikahi Wanita Selingkuhannya, Dhena Devanka: Biar Enggak Sia-sia
Salah satunya yang disampaikan oleh Dhena adalah soal pelakor atau orang ketiga. Adanya dugaan Ijonk main hati kepada perempuan lain.
"Kita kan punya dongeng khayalan gitu, anak kita akan jadi apa, kita akan sampai kakek nenek. Tapi ya, semua itu sirna mungkin dengan adanya pihak ketiga yang membuat hancur keluarga saya, gitu," kata Dhena Devanka saat jadi pembicara dalam komunitas Anti Pelakor (AP) di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2022).
Sehingga Dhena Devanka mantap melayangkan gugatan cerai kepada Ijonk di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Selain itu, Dhena berharap sang mantan suami bisa segera menikah dengan wanita pilihannya saat ini yang telah merusak kebahagiaanya.
Kendati demikian, belum terbukti adanya dugaan orang ketiga diantara hubungan rumah tangga Jonathan Frizzy dan Dhena Devanka.
"Ya saya sih berharap mereka bersatu ya, biar nggak sia-sia. Karena kan sudah mengganggu kebahagiaan saya. Masa nggak jadi, kan percuma," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komunitas Petempuan AP (Anti Pelakor), Ade Nova menjelaskan kehadiran Dhena Devanka dalam diskusi tersebut sebagai ikon perempuan yang diduga menjadi korban pelakor.
Sebab, banyak kesamaan yang dilihat oleh Ade dari dalam diri Dhena Devanka.
Tidak hanya Dhena Devanka dan Ade Nova, turur hadir seorang psikolog Tika Bisono yang membicarakan Dampak Psikologis Terhadap Anak & Istri akibat Perceraian.
"Kita punya tali merah yang banyak, kesamaan, saya mengambil keputusan itu Dhena untuk menjadi duta," kata Ade Nova.
Sebagai informasi, kini tersedia sebuah komunitas bernama AP alias Anti Pelakor yang menampung suara masyarakat dan memfasilitasi ibu atau anak korban perceraian akibat pasangan diambil perempuan lain.
Komunitas ini juga didukung oleh tenaga psikolog profesional yang ada di Indonesia.