Laporan wartawan Tribunnews, Alboin Samosir.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Komika Mamat Alkatiri yang diundang di diskusi Publik berjudul, Presidensial Thresold dan Usia Capres Cawapres pada Sabtu (1/10/2022) berhasil membuat peserta tertawa terbahak-bahak.
Diskusi yang bertepatan jatuh pada Hari Kesaktian Pancasila ini digelar di Warung Upnormal, Jalan Raden Saleh Nomor 10, Jakarta Pusat.
Muhammed Yusran Farid Alkatiri atau yang biasa disapa Mamat Alkatiri bertindak sebagai penutup dalam acara ini. Ia diminta untuk stand Up Comedy di hadapan para pemateri dan peserta.
Begitu meraih mikrofon, Komika asal Fak-Fak, Papua Barat ini langsung mencari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Hillary Brigita Lasut yang meninggalkan kegiatan sebelum usai.
Baca juga: Diledek Mamat Alkatiri Habis-habisan soal Impor Sapi hingga Nasib Partai, Fahri Hamzah: Kacau Nih
Ia menolak pernyataan Hillary yang meminta mahasiwa untuk belajar baik-baik, tidak hanya mengkritik, melainkan memberi solusi.
"Kami membayar pajak dan memilih kalian sebagai anggota DPR RI untuk mencari solusi dari permasalahan bangsa ini," ujarnya disambut tawa para peserta diskusi.
Oleh karena itu, Pria lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta meminta, kepada peserta yang didominasi oleh mahasiswa agar tetap mengkritik pemerintah.
Menyambung pernyataan Hillary pada sesi diskusi mengenai sulitnya orang di luar Jawa menjadi Presiden, Mamat mengungkapkan hal yang sama.
"Sewaktu Sekolah Dasar, saya bersama teman-teman tidak pernah bermimpi jadi Presiden. semua kami laki-laki dalam kelas kompak berita-cita sebagian Boaz Salosa," ujarnya
Ia menyambung kalau tidak bisa jadi Boaz, mentionnya kami bercita-cita jadi Ruben Sanadi.
Mamat mengatakan, kami orang Papua tidak berani bermimpi jadi Presiden. Paling tinggi kami ingin menjadi Shin Thae Yong.
Mengakhiri Stand Up Comedynya, alumni Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) tujuh tahun 2017 Kompas TV ini mengatakan, kalau kita ingin pemilihan umum lebih baik lagi harus diubah paradigmanya.
"saya memilih Budi bukan karena dia Jawa atau identitas apapun itu, tapi karena dia Indonesia. Hal seperti ini yang harus ditanamkan pada diri kita, " ujarnya.
Seperti diketahui, diskusi ini dihadiri oleh Fadli Zon, Hillary Brigita Lasut, Putri Komarudin, Adi Sayatno, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak yang hadir secara virtual.