TRIBUNNEWS.COM - Steven Indra Wibowo alias Koh Steven menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (14/10/2022).
Koh Steven dikenal sebagai pendiri Mualaf Center Indonesia (MCI), ia meninggal dunia usai menunaikan shalat Isya.
Selain pendiri MCI, Koh Steven juga dikenal aktif membimbing mualaf dalam mendalami agama Islam.
Salah satu kedermawanan Koh Steven semasa hidup yakni ketika awal pandemi Covid-19 di tahun 2020.
Sebelum pandemi Covid-19 menjangkit Indonesia, Koh Steven sudah mempersiapkan diri.
Kisah tersebut dibagikan Koh Steven saat berbincang dengan Arie Untung di kanal YouTube CERITA UNTUNGS 2 tahun lalu.
Dalam obrolannya bersama Arie Untung, Koh Steven mengaku sudah antisipasi Covid-19 sejak Januari 2020.
Koh Steven bekerja di perusahaan riset, dan salah satu kliennya merupakan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Mengetahui wabah Covid-19 yang di Wuhan, China, Koh Steven mulai melakukan tindakan preventif.
Salah satunya dengan memproduksi masker sendiri.
Kepada Arie Untung, Koh Steven menyebut habiskan dana hingga Rp 3 miliar di awal produksi masker N95.
Bahan, alat hingga material yang digunakan Koh Steven import dari Jepang.
"Awalnya modal berapa itu?" tanya Arie Untung.
"Sekitar Rp 3 miliar lah. Itu bahan juga dari toyobo, dari Jepang," jawab Koh Steven.
Koh Steven punya alasan tersendiri mengimport bahan-bahan dari Jepang.
Menurutnya, bahan anti-bacterial di Indonesia belum tersedia, sehingga ia harus mendatangkan dari Jepang.
"Di Indonesia kan nggak ada bahannya yang antibacterial, makanya ngambilnya dari Jepang."
"Kita juga sama-sama tahu ya kualitas alat medis Jepang bagus, rapi," sambung Koh Steven.
Awal produksi masker, Koh Steven menyediakan 20 mesin yang disebar ke para penjahit.
Ia bahkan telah mempertimbangkan distribusi mesin untuk para penjahitnya agar tetap bisa produksi di saat pandemi.
Tiap penjahit diberikan masing-masing satu alat yang di rumahnya, sehingga risiko tertular Covid-19 sangat minim.
Mengetahui tentang perjuangan Koh Steven dalam menyediakan berbagai upaya penanganan Covid-19, Arie Untung penasaran, berapa biaya yang dihabiskan.
Koh Steven mengaku untuk produksi awal ia hanya menggunakan uang dari tabungannya.
"Alhamdulillah untuk produksi pertama sebenarnya itu udah untuk masker yang memang dari simpenan (tabungan).
"Alhamdulillah Allah ngasih simpenan di situ dan itu dah cukup," jelas Koh Steven.
Masalah mulai muncul saat Koh Steven hendak memproduksi hazmat alias Alat Perlindungan Diri (APD).
Koh Steven lantas langsung menjual seluruh aset yang ia miliki.
Mulai dari rumah, mobil hingga motor gede milikinya.
"Alhamdulillah ada titipan Allah berupa rumah di daerah Bandung, yaudah dijual."
"Terus di Jakarta, masih ada yang menetap gue jual dalam keasaan isi (masih ada penghuninya)," sambung Koh Steven.
Baca juga: UAS Kenang Koh Steven Indra Wibowo yang Meninggal Dunia, Bawakan Sendal hingga Jadi Bodyguard
Koh Steven tidak menyesal harus menjual aset-asetnya untuk aksi kemanusiaan.
Ia malah bersyukur karena bisa menjual aset-aset tersebut dalam waktu cepat.
"Kemarin juga alhamdulillah uh bisa dijual cepat juga, mobil-mobil yang Allah titipin."
"Terima kasih adikku sudah membantu dengan bantu jualin aset dengan harga yang bagus, alhamdulillah bisa ngumpulin dana dikit demi dikit," aku Koh Steven.
Saat ditanya berapa dana yang dihabiskan untuk seluruh proses produksi, Koh Steven enggan menyebutkan nominalnya.
"Total yang sudah dikeluarkan untuk dijual itu bisa sampai berapa tuh kalau boleh tahu angkanya kisarannya," tanya Arie.
"Enggak deh," jawab Ko Steven sambil tertawa.
Suami Fenita Arie itu tak mengulik lebih lanjut, ia menghargai keputusan Koh Steven tersebut.
Arie Untung lantas menanyakan apa alasan Koh Steven nekat menjual aset-asetnya untuk aksi kemanusiaannya.
"Jadi intinya, ngapain sampe nekat rela jual aset?"
"Kita sering denger, harta itu adalah titipan iya nggak?" jawab Koh Steven.
Koh Steven lantas memberikan analogi tentang sebuah mic yang dipinjam namun dikembalikan dalam kondisi kotor.
Hal itu sama halnya dengan harta yang merupakan titipan Allah SWT.
"Harta titipan dari Allah, gua cuma pengen kembaliin dalam keadaan baik aja sih."
"Kan semua titipan Allah, suatu saat juga diambil, atau kita kembalikan."
"Kadang-kadang kita kembalikan ke Allah dalam keadaan terpaksa artinya mungkin kita sakit akhirnya jual buat berobat."
"Misalnya kita kembalikan ke Allah dengan cara enggak baik, kita jual kita buat pakai judi atau apa segala macem."
"Habis-habis juga, nah ini cuma pengen gua kembaliin dalam keadaan baik aja," tutup Koh Steven.
Mengutip Tribujabar, demi membantu paramedis dan warga terdampak corona, Koh Steven sudah menjual dua rumah, tujuh mobil, dan tiga motor gede.
Total uang yang terkumpul dari penjualan hartanya itu mencapai Rp12 miliar.
Semua uang itu dipakai untuk memproduksi 48 ribu pakaian hazmat yang dibagikan secara gratis ke 4.781 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, 150 ribu masker, 12 ribu di antaranya merupakan masker N95 dan sisanya masker medis tiga lapis.
Selain memproduksi hazmat, Ia pun memasang surgical gown ke 43 ribu pakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang belum berstandar WHO, 80 ribu liter hand sanitizer, ribuan paket sembako, dan makanan siap saji.
Hingga kini, total paket sembako yang telah dibagikan mencapai sebanyak 120 ribu paket.
Sementara itu, total paket makanan siap santap yang dibagikan gratis ke seluruh Indonesia, 560 ribu paket.
(Tribunnews.com/Dipta)(Tribunjabar.id/Nazmi Abdurrahman)