TRIBUNNEWS.COM - Dewi Rezer membeberkan sosok pria yang cocok untuk menjadi pasangan.
Diketahui, Dewi Rezer telah resmi bercerai dengan Marcelino Lefrandt pada 4 Agustus 2016.
Belum lama ini, Dewi Rezer dilamar oleh sang kekasih, Ethan Alarmk, Sabtu (15/10/2022).
Saat disinggung terkait perceraiannya, Dewi Rezer mengaku belajar banyak hal hingga mengubah diri.
"Gua belajar banyak banget, gua mengubah diri gua sendiri banget untuk menjadi Dewi yang perfect."
"Kira-kira nanti kalau punya pasangan, pasangan gua juga suka sama diri gua, kita nggak bisa ubah orang," terang Dewi Rezer, dikutip dari YouTube Melaney Ricardo Kamis (20/10/2022).
Baca juga: Terima Lamaran Kekasih, Dewi Rezer: Aku Telah Menemukan Orang yang Dicintai Jiwaku
Menurut Dewi Rezer, sosok pria yang cocok menjadi pasangan adalah memiliki visi misi yang sama.
Selain itu, komunikasi yang terjalin pun harus baik.
"Menurut gua yang satu visi misi sama gua, yang penting dia punya pekerjaan."
"Komunikasinya bagus, satu visi misi, kita ngobrolnya enak, saling ngerti satu sama lain," bebernya.
Hal ini mengingat saat tua nanti, manusia hanya bisa menjalin komunikasi satu sama lain.
"Nanti kalau kita udah tua, saat wajah lo tidak secantik putri khayangan, yang tertinggal apa?"
"Lu juga nggak ada tenaga, mau apa? Lu juga nggak ada tenaga."
"Lu cuma bisa pegangan tangan, peluk, ngobrol, menyenangkan hati masing-masing, menyenangkan hati satu sama lain, harus satu frekuensi," imbuhnya.
Mengingat masa sulit perceraian, Dewi mengaku tetap berusaha untuk kuat dan percaya dengan sang pencipta.
"Pertama, gua ada Tuhan, gua percaya janji Tuhan, itu iman lo emang harus kuat."
"Karena iman lo kuat, lo percaya janji Tuhan dan you have to know that you are enough, you are more than enough," ucapnya.
"Kalau lo selalu bilang 'Aduh stres, gini gini gini jadinya nggak pede'."
"Itu kan berarti you know that you're not got enough, semuanya itu akan berubah," sambungnya.
"Jadi pegangan fondasi yang kuat itu penting ya, terutama di musim-musim yang berat," tanggap Melaney.
Di sisi lain, Dewi mengaku bahwa saat sedih, dirinya maupun orang lain biasanya tak bisa menceritakannya kepada orang lain dan lebih memilih berdoa kepada sang pencipta.
"Oke mungkin depan orang, lo bisa happy-happy, bisa curhat."
"Tapi di kamar lo sendiri, lo nangis sendiri."
"Nggak bisa juga cerita sama anak lo, sama siapa, ya lo ceritanya sama Tuhan," jelasnya.
Dewi mengaku bahwa dirinya harus kuat pada saat itu, meski merasa sangat hancur.
"Jadi emang fondasi diri lo tuh emang harus kuat untuk percaya."
"Nggak papa kita kalau mau merasakan 'Okay, this is the end of the world'."
"Sementara hancur, namanya perpisahan pasti hancur, gua juga gitu," tuturnya.
Kendati demikian, Dewi tak ada pikiran untuk melakukan hal-hal negatif.
"Cuman ya udah, jangan sampai jatuh ke narkoba atau jatuh ke hal-hal yang tidak baik."
"Dunia kan berputar terus, you have to be okay dan you're the one who can help yourself, nggak ada orang lain," ungkapnya.
Tak dipungkiri bahwa Dewi merasa depresi dan stres saat menghadapi perceraian.
"Have you feel depressed in your life?" tanya Melaney.
"Pernah lah, pernah depressed, pas mau proses cerai itu depressed, depression ada, anxiety ada, stres apalagi," ujarnya.
Namun, Dewi tak berpikir bahwa sang pencipta menghukum dirinya.
"Gua juga minta kekuatan sama Tuhan, gua rasa Tuhan nggak menghukum sih, gua mikir gitu aja."
"Jangan selalu mikir 'Oh, Tuhan marah nih sama gua'."
"No, Tuhan nggak marah sama lo, lo nya aja yang dodol mengambil keputusan, kadang-kadang gitu," tutup Dewi Rezer.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Dewi Rezer