News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lesti Kejora Laporkan Rizky Billar

Diboikot KPI karena KDRT, Rizky Billar Masih Percaya Dirinya Punya Fans: Banyak yang Menyukai Saya

Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rizky Billar percaya dirinya masih punya banyak penggemar.

TRIBUNNEWS.COM - Rizky Billar percaya dirinya masih memiliki penggemar, meski tersandung kasus KDRT terhadap istrinya sendiri, Lesti Kejora.

Rizky Billar seolah tak khawatir kariernya di dunia hiburan akan meredup.

Padahal, saat ini, Rizky Billar dilarang tampil di televisi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Baca juga: Nilai Maaf Rizky Billar Tak Tulus, Pakar Mikro Ekspresi Jawab soal Dugaan Muncul Dendam

Meski mengaku belum tahu dengan keputusan KPI itu, Rizky Billar mengaku memiliki banyak fans yang akan mendukungnya.

"Banyak orang menyukai saya," ujar Rizky Billar, kepada awak media, Selasa (18/10/2022).

Kendati demikian, ia tak memungkiri banyak juga yang tidak suka padanya.

"Banyak juga yang tidak menyukai saya," tukasnya.

Dengan adanya keputusan KPI, Rizky Billar terancam tak akan lagi bisa tampil di televisi karena statusnya sebagai tersangka kasus KDRT.

Sebelumnya, ayah satu anak ini mengaku belum mengetahui keputusan KPI tersebut.

"Saya belum tahu, saya belum tahu apakah ada larangan atau tidak," terang Rizky Billar, dikutip dari tayangan YouTube Cumicumi, Jumat (14/10/2022).

KPI Pilih Bersikap Netral

Diketahui, Lesti Kejora memutuskan berdamai dan mencabut laporan KDRT terhadap suaminya, Rizky Billar.

Setelah Lesti Kejora mencabut laporan KDRT, kini warganet menggaungkan tagar boikot Lesti Kejora.

Rupaya keputusan Lesti Kejora mencabut laporan KDRT, mendulang reaksi kecewa dari warganet.

Hingga munculnya tagar Boikot Lesti Kejora yang muncul di sosial media.

Dikutip dari kanal YouTube Sambel Lalap, Nuning Rodiyah selaku Komisioner KPI Pusat, memberikan tanggapan soal tagar boikot Lesti Kejora.

Nuning menyampaikan, KPI mendapat masukan banyak dari warganet terkait pro dan kontra soal Lesti Kejora.

Baca juga: Komnas PA Sebut Lesti Kejora Eksploitasi Anak, Singgung Cabut Laporan karena Takut Kehilangan Billar

"2 sampai 3 hari ini KPI mendapat masukan yang signifikan dari warganet," beber Nuning, Selasa (18/10/2022).

"Ada 2 hal yang disampaikan warganet, yang satu pro dan yang satu kontra."

KPI beri tanggapan soal boikot Lesti Kejora. (YouTube Sambel Lalap)

Baca juga: Lesti Kejora Damai dengan Rizky Billar, Hotma Sitompul Ungkap Isi Surat Perjanjian Perdamaian

"Ada yang meminta boikot Lesti Billar, dan ada yang bilang Lesti tetap di hati," sambungnya.

Masukan dari warganet perlu dipertimbangkan oleh pihak KPI.

Dalam mengambil keputusan KPI harus bersikap netral.

Kemudian, baru bisa mendapatkan keputusan sesuai dengan kepentingan publik.

"Nah ini kan ada dua masukan yang harus dipertimbangkan dan diterima oleh KPI."

"KPI tidak bisa hanya memilih salah satu saja."

"KPI harus pada posisi netral, KPI harus mengambil suatu kebijakan yang mana harus berbasis pada kepentingan publik," terang Nuning.

Dari masukan warganet, belum adanya tindakan dari KPI.

Lantaran pihak KPI masih mengkaji dan mengumpulkan fakta-fakta.

"Dengan 2 masukan itu, tentunya kami masih mengkaji."

"Selain itu masih melihat fakta-fakta yang ada," jelas Nuning.

Salah satu keputusan yang diambil oleh KPI yaitu menunggu penegakan hukum dari kepolisian.

"Ketika melihat konteks individu publik figur, maka kita tetap menunggu proses penegakan hukum yang ada di kepolisian."

"Kita juga tidak boleh memvonis sesuatu, sementara belum selesai di persoalan hukum," kata Nuning.

Diketahui, Rizky Billar sudah terlebih dahulu diboikot oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Diboikotnya Rizky Billar karena telah melakukan KDRT kepada Lesti Kejora.

Pihak KPI tidak akan memberikan ruang kepada glorifikasi di televisi atau radio kepada pelaku KDRT.

"Kita tidak akan memberikan ruang glorifikasi di televisi atau radio."

"Hal itu dilakukan untuk mengedukasi publik agar tidak semakin banyak orang yang melakukan KDRT," ujar Nuning.

(Tribunnews.com/Salma/Dicha Devega)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini