"Saya sangat terpukul dengan berita tentang insiden mengerikan sehubungan dengan perayaan Halloween di Seoul," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt dalam sebuah pernyataan.
"Belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman yang kehilangan orang yang mereka cintai. Pikiran saya bersama mereka yang terkena dampak tragedi ini," lanjut Annikan.
Baca juga: Video dan Foto di Medsos Tunjukkan Orang Berdesakan, Berdiri Berhimpitan di Gang Sempit Itaewon
Hal yang sama juga diungkap Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
"Saya memikirkan semua orang yang terkena dampak tragedi ini, dan berharap pemulihan yang cepat dan penuh bagi mereka yang terluka," kata Trudeau.
Sementara Paus Fransiskus, berbicara kepada umat beriman di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu, mengatakan "Kami juga berdoa ... bagi mereka, terutama kaum muda, yang meninggal semalam di Seoul," ucap Paus.
"Italia dekat dengan orang-orang Korea pada saat kesedihan yang luar biasa dan kesedihan yang mendalam," kata Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dalam akun Twitternya.
Video dan Foto di Medsos Tunjukkan Orang-orang Berdesakan, Berdiri Berhimpitan di Gang Sempit Itaewon
Banyak foto dan video yang diposting ke media sosial menunjukkan bahwa para pengunjung tampak berdesakan dan berdiri berhimpitan di gang sempit Itaewon, Seoul, Korea Selatan (Korsel), saat perayaan Halloween berubah menjadi tragedi mematikan pada Sabtu (29/10/2022) malam.
Pada malam naas itu, terlihat kerumunan yang tidak biasa untuk daerah itu atau bagi penduduk Seoul.
Padahal kerumunan biasanya terjadi di kereta bawah tanah yang penuh sesak dan jalan-jalan di kota berpenduduk hampir 10 juta itu.
Baca juga: Jokowi Berduka atas Tragedi Halloween Itaewon: Indonesia Bersama Rakyat Korea Selatan
Dikutip dari laman CNN, Senin (31/10/2022), setelah panggilan darurat pertama muncul sekitar pukul 22.24 waktu setempat, pihak berwenang pun bergegas menuju ke lokasi kejadian.
Namun banyaknya orang yang ada di kawasan itu, membuat petugas layanan darurat sulit untuk menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan.
Video yang diposting ke media sosial menunjukkan orang-orang melakukan kompresi pada pengunjung lainnya yang tergeletak di tanah saat mereka menunggu bantuan medis.
Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), China, Iran, Thailand, Sri Lanka, Jepang, Australia, Norwegia dan Prancis telah mengkonfirmasi bahwa warga negara mereka turut menjadi korban dalam tragedi yang menewaskan 154 orang itu.
Menurut pernyataan dari Presiden Universitas Kentucky, Eli Capilouto, seorang mahasiswa keperawatan kampus tersebut ikut menjadi korban tewas.
"Anne Gieske, seorang junior dari Kentucky Utara, sedang belajar di luar negeri, di Seoul semester ini," kata Capilouto.