"Takutnya kalau adikku ngalamin hal yang sama, belum tentu kuat."
"Kalau aku kuat nih, lewat gitu," tambahnya.
Kiesha merasa bisa saja pada saat itu ia merasa depresi, lantaran kondisinya yang dirasa cukup parah.
"Karena mungkin kalau pada waktu itu bisa depresi atau apa."
"Memang parah banget, pada waktu itu kan emang pas momen baru perceraian," tuturnya.
Kendati demikian, laki-laki berusia 18 tahun tersebut mengerti perceraian tersebut adalah keputusan terbaik bagi orang tuanya.
"Tapi itu kan udah keputusan terbaik dari orang tua juga," ujarnya.
Kiesha pun merasa jika orang tuanya tetap berusaha mempertahankan pernikahan mereka, ia tak akan menjadi seperti ini.
Ia merasa kemungkinan masih menjadi anak yang manja.
"Belum tentu kalau dilanjut, aku bakal bisa kayak gini."
"Mungkin masih kayak bocah, suka ngerengek, bocah manja gitu kalau nggak mengalami hal itu pada waktu itu," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kiesha tak bermaksud mengatakan sang ayah tak bertanggung jawab.
Mengingat dirinya yang sudah bekerja membantu keluarga dari usianya yang masih sangat kecil.
Pasha tetap menjadi sosok ayah yang bertanggung jawab bagi Kiesha.