TRIBUNNEWS.COM - Cak Lontong menanggapi perihal dirinya yang disebut sebagai Master of Ceremony atau MC dengan bayaran termahal.
Tentu, masyarakat akan beranggapan bahwa MC dengan bayaran termahal adalah artis yang kerap tampil, seperti Raffi Ahmad, Ruben Onsu, Irfan Hakim, Gilang Dirga, atau Ramzi.
Namun, rupanya Cak Lontong juga disebut sebagai MC dengan bayaran termahal.
Dikutip dari YouTube Melaney Ricardo Selasa (22/11/2022), Melaney Ricardo mencoba memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Masih jadi MC nomor satu terkaya?" tanya Melaney Ricardo.
"Ahahahahaha, masih," jawab Cak Lontong santai.
Baca juga: Resmi Rilis Video Noah - Di Atas Normal Lengkap Chord, 9 Komedian Terlibat: Sule hingga Cak Lontong
Namun, Melaney Ricardo tidak yakin dengan jawaban yang terkesan candaan tersebut.
"Serius ya, bener nggak sih lu MC yang paling mahal saat ini? Jangan bohong," cecar Melaney.
Namun, Cak Lontong tak mengiyakan pernyataan tersebut.
Menurut Cak Lontong, MC dengan bayaran termahal hanya sebutan dari orang-orang kepadanya.
Bahkan, Cak Lontong menilai hal tersebut bersifat relatif dan ia pun tak mengerti ukuran mahal yang sebenarnya.
"Enggak, bukan, kalau itu kan sebutan orang sebenernya, termahal, itu kan relatif."
"Mahalnya itu di mana? Ukurannya apa?" ucapnya.
Melaney pun kembali meminta kejelasan informasi dari Cak Lontong terkait sebutan itu.
"Tapi kalau di atas kertas, Cak Lontong tuh katanya MC di antara semua para artis yang MC nih, Cak Lontong itu yang paling mahal harganya," tuturnya.
Namun, Cak Lontong kembali menyampaikan bahwa dirinya tak mengerti perihal ukuran mahal murahnya bayaran menjadi MC.
"Biasanya kan kita MC itu berapa-berapa kan nggak tau kita."
"Jadi mau ngomong saya termahal atau termurah kan juga nggak ngerti," jelasnya.
Kendati demikian, Cak Lontong merasa bayaran yang didapatnya masih termasuk wajar.
"Tapi ngerasa mahal nggak?" tanya Melaney.
"Kalau menurut aku wajar," ujar Cak Lontong.
Lebih lanjut, Melaney menyinggung perihal Cak Lontong yang dinilai dapat memilih segmentasi dengan tepat.
Mengingat ia juga merupakan stand up comedian atau komika.
"Lu tuh stand up comedy segala macem, terutama untuk company ya, Cak Lontong itu termasuk yang paling cocok menurut aku."
"Karena mungkin lu tuh bapak-bapak juga jadi cocok masuk ke bapak-bapak, biasanya pegawai bapak-bapak."
"Atau kamu tuh nyari ide-idenya tuh mana yang bisa cocok banyak perusahaan gitu?" tanyanya.
Cak Lontong merasa bersyukur dan beruntung lantaran memiliki segmentasinya sendiri di tengah persaingan dengan banyaknya komika muda.
"Aku tuh bersyukur karena di antara ribuan komika yang muda-muda yang luar biasa bakatnya, pinternya, aku tuh sangat beruntung karena punya segmen sendiri."
"Di company, mungkin di kementerian, mungkin pada level seperti itu saya pas," bebernya.
Di sisi lain, Cak Lontong menyadari dirinya tak biasa memakai sebutan 'lu gue' layaknya komika muda saat ini.
"Karena saya bukan tipe komika yang bisa ngomong lu gue lu gue."
"Malah nggak bisa aku ngomong (gitu), nggak cocok."
"Jadi gaya bahasaku kan gaya bahasa jadul, gaya bahasa mungkin relatif baku, mungkin itu cocok untuk sekarang," paparnya.
Namun, ia juga tak mengetahui yang terjadi beberapa tahun ke depan.
"Tapi kan kita nggak bisa ngomong, mungkin 10 tahun ke depan berbalik tuh."
"Karena yang menempati posisi pada level itu kan orang-orang yang hidup di masa sekarang masih merintis."
"Mungkin zamannya beda lagi, bisa jadi mereka nggak paham, bahasaku dianggap kuno nanti 10 tahun kedepan," imbuhnya.
Cak Lontong menyadari bahwa dalam segmentasinya, persaingan pun tidak terlalu banyak.
"Artinya di segmen itu persaingannya kan jadi nggak terlalu banyak."
"Walaupun dari sekian banyak yang lucu-lucu tadi, tapi karena mereka di area yang berbeda, jadi nggak langsung head to head bersaing dengan aku," tutup Cak Lontong.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Cak Lontong