TRIBUNNEWS.COM - Seorang pakar merapikan barang profesional, Marie Kondo, kini mengaku 'menyerah' menjadi perfeksionis untuk merapikan tempat tinggalnya.
Sosok decluttering queen yang kerap mengampanyekan pentingnya memilah barang dan merapikan rumah itu kini mengatakan rumahnya berantakan.
Wanita asal Jepang yang sukses mempopulerkan metode Konmari itu lebih menikmati waktu bersama anak-anaknya daripada berkutat pada sifat perfeksionisnya.
Pernyataan yang mengejutkan penggemar itu disampaikan Marie Kondo saat mempromosikan karya buku terbarunya.
"Rumah saya berantakan, tetapi cara saya menghabiskan waktu adalah cara yang tepat untuk saya saat ini di tahap hidup saya ini," kata Marie Kondo, dikutip dari People, Senin (30/1/2023).
Baca juga: Karakteristik Kepribadian INFJ, Si Perfeksionis yang Amat Unik
Meskipun begitu, wanita 38 tahun itu tak meninggalkan profesinya sebagai 'tukang merapikan' profesional.
"Sampai sekarang, saya adalah seorang tukang rapi profesional, jadi saya melakukan yang terbaik untuk menjaga rumah saya tetap rapi setiap saat," lanjutnya.
Saat ini, dia memilih menikmati waktu bersama kedua anaknya dan menantikan kelahiran buah hati ketiganya.
"Saya agak menyerah dengan cara yang baik bagi saya. Sekarang saya menyadari yang penting bagi saya adalah menikmati menghabiskan waktu bersama anak-anak saya di rumah."
Pengakuan ini mengejutkan sekaligus menginspirasi banyak orang tua lainnya di dunia.
Sebab, sebagai tukang rapi rumah yang banyak ditiru, ia bahkan tak sanggup menangani rumah dengan tiga anak.
Namun, Marie Kondo juga menjadi contoh positif karena mengutamakan anaknya dibandingkan memaksa rumahnya harus rapi sepanjang hari.
Baca juga: Kafe Jepang di Bali Memang Sengaja Tidak Mengantisipasi Sertifikat Halal
Pada tahun 2020, ia berbicara tentang kecenderungan perfeksionis yang dia alami sehingga hal itu berdampak negatif dalam hidupnya.
"Ada saat ketika jadwal saya sangat padat, saya lelah secara fisik dan mental. Kebetulan saya juga sedang mengandung anak pertama saya, dan tekanan itu membebani pikiran dan tubuh saya," kata Marie Kondo.
"Kadang-kadang saya tidak bisa mengendalikan emosi saya dan menangis di penghujung hari," ujarnya, dalam wawancara terdahulu.
Dari kehamilan tersebut, ia belajar untuk menyesuaikan diri dari hal-hal yang tidak bisa ia kuasai.
"Dulu saya perfeksionis, tetapi menjadi sulit untuk mempertahankan standar itu setelah memiliki anak. Banyak hal yang di luar kendali saya," jelasnya.
Marie Kondo pun juga telah mengaku menyerah pada sifat perfeksionisnya dan memilih melonggarkan beberapa standar dengan terbuka.
"Saya berharap keterbukaan saya pada subjek akan membantu orang lain untuk melonggarkan standar yang tidak mungkin. Saya menyerah pada perfeksionisme beberapa waktu lalu!"
Marie Kondo menjadi terkenal sejak 2019 melalui serial Netflix yang menceritakan kisahnya membantu orang-orang merapikan rumah mereka yang berantakan dan memilah barang yang tidak terpakai.
Ia juga menjelaskan prinsip decluttering atau memilah, berkaitan dengan kesehatan mental, berguna untuk mengontrol dan mengurangi stres.
Dia juga mengenalkan gaya hidup ala Jepang dan minimalis.
Dalam buku terbarunya, berjudul Marie Kondo's Kurashi at Home: How to Organize Your Space and Achieve Your Ideal Life mengenalkan konsep kurashi atau jalan hidup.
Menurutnya, itu adalah cara yang sederhana untuk menjadi tenang dan bahagia setiap hati.
Salah satu caranya adalah dengan merapikan rumah.
“Merapikan rumah berarti menghadapi segala sesuatu dalam hidupmu,” tulis Kondo dalam bukunya.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya)