TRIBUNNEWS.COM - Ditegur kru band Deep Purple saat konser, pedangdut Rhoma Irama mengaku sudah minta izin dan disetujui.
Diketahui sebelumnya, Band Deep Purple menggelar konser di Edutorium UMS, Solo pada Jumat (10/3/2023) lalu.
Dalam konser tersebut Rhoma Irama dan Soneta Grup dipercaya menjadi band pembuka dalam acara tersebut.
Namun, penampilan Rhoma Irama dan Soneta Grup tiba-tiba dihentikan oleh kru Deep Purple.
Dikutip dari YouTube SCTV, Kamis (16/3/2023), Rhoma Irama menyebut sebelumnya ia telah meminta izin kepada Deep Purple dan telah disetujui.
"Sebelumnya oke, sebelum pentas itu kita kan konfirmasi dulu kan. Saya nggak mau nanti ada apa-apa."
Baca juga: Klarifikasi Rhoma Irama soal Kru Deep Purple yang Hentikan Aksinya bersama Soneta Grup di Panggung
"Sebelumnya oke, accident lah," ucap Rhoma Irama.
Peristiwa tersebut pun menjadi perbincangan publik.
Momen tersebut sempat dibagikan oleh akun Twitter @swetermerah, Minggu (12/3/2023).
Dalam unggahan video tersebut terlihat Rhoma Irama didatangi oleh seorang laki-laki yang diduga sebagai kru Deep Purple.
Sosok tersebut kemudian menghentikan Rhoma Irama dan Soneta Grup yang tengah memainkan intro lagu 'Smoke on the Water' milik Deep Purple.
Baca juga: Rhoma Irama Berencana Daftarkan Musik Dangdut ke Unesco Sebagai Warisan Budaya Asli Indonesia
"Indonesia diajarkan bagaimana pentingnya nilai hak kekayaan intelektual oleh Deep Purple kemaren," tulis akun @swetermerah dalam keterangan unggahannya.
Rhoma Irama pun menyesalkan aksi tersebut.
Hingga kini, pria yang dijuluki sebagai Raja Dangdut tersebut belum mau bertemu dan meminta maaf kepada para personel Deep Purple secara langsung.
Rhoma Irama Berencana Daftarkan Musik Dangdut ke UNESCO
Dikutip dari Tribunnews.com,Jakarta Rhoma Irama berencana mendaftarkan musik dangdut ke UNESCO.
Baca juga: Viral Rhoma Irama Ditegur Kru Deep Purple saat Jadi Pembuka Konser, Ini Penjelasan Sang Raja Dangdut
"Alasan saya bersama PAMMI akan mendaftarkan ke UNESCO, karena desakan semua teman-teman yang eksis di musik. Mereka ingin dangdut diakui dunia milik Indonesia," terang Rhoma Irama.
Lebih lanjut Rhoma menjelaskan pihaknya telah meminta dukungan dari DPR RI agar syarat tersebut bisa segera terpenuhi.
"Kami meminta bantuan kepada Parekraf, serta meminta dukungan penuh dari DPR RI agar semua syarat bisa terpenuhi."
"Kebetulan saya bertindak selaku pelaku sejarah, karena memang nantinya di UNESCO dimintai sosok yang bertanggung jawab untuk membuktikan dangdut is a Indonesia."
"Saya selaku pelaku sejarah dalam hal ini akan bertanggung jawab memberikan testimoni ke UNESCO bahwa dangdut adalah budaya Indonesia," pungkas Rhoma Irama.
(Tribunnews.com/Gabriella/Oktavia Wahyu/Anita K Wardhani)