TRIBUNNEWS.COM - Pihak Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) turut memberikan tanggapan terkait perselingkuhan antara Syahnaz Sadiqah dengan Rendy Kjaernett.
Komisioner Komnas Perempuan, Bahrul Fuad mengatakan kasus perselingkuhan memang sudah marak terjadi.
Dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Kamis (13/7/2023), Bahrul Fuad menilai kaum laki-laki kerap memanfaatkan kelemahan perempuan.
"Sebenarnya kasus-kasus seperti ini kan sudah lama dan marak terjadi di masyarakat kita."
"Laki-laki selalu memanfaatkan kelemahan dari perempuan di dalam masyarakat patriarki kita," terang Bahrul Fuad.
Baca juga: Farhat Abbas Minta Wali Kota Bandung Boikot Syahnaz Imbas Perselingkuhan dengan Rendy Kjaernett
Lebih lanjut, sikap laki-laki yang memanfaatkan tersebut dinilai oleh Bahrul Fuad menjadi penyebab perselingkuhan marak terjadi.
Bahkan, Bahrul Fuad mengaku perselingkuhan menimbulkan banyak dampak, salah satunya dapat terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Ini yang menjadi penyebab kenapa perselingkuhan itu marak dan perselingkuhan itu banyak sekali ujungnya."
"Kemudian terjadinya kekerasan dalam rumah tangga," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bahrul Fuad juga mengatakan dalam kasus perselingkuhan, biasanya yang menjadi korban adalah pihak perempuan hingga anak-anak.
"Korbannya adalah perempuan dan juga anak-anak," tutup Komisioner Komnas Perempuan, Bahrul Fuad.
Baca juga: Rendy Kjaernett Tanggapi Klarifikasi Syahnaz Sadiqah, Sebut Perlu Minta Maaf ke Lady Nayoan
Komnas PA Sebut Perselingkuhan Syahnaz - Rendy Berdampak ke Proses Tumbuh Kembang Anak
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), yakni Arist Merdeka Sirait menilai perselingkuhan Syahnaz Sadiqah dengan Rendy Kjaernett dapat berdampak pada proses tumbuh kembang anak masing-masing.
Hal tersebut membuat Arist Merdeka Sirait ingin pihak Syahnaz Sadiqah dan Rendy Kjaernett yang dinilai tidak bertanggung jawab terhadap pengasuhan anak akibat adanya konflik pun diboikot untuk tidak tampil di televisi.
"Ini kan berdampak dalam proses tumbuh kembang anak."
"Tentunya perlu diboikot bagi orang-orang tua yang tidak bertanggung jawab terhadap pengasuhan anak akibat dari konflik keluarga," jelas Arist Merdeka Sirait, dikutip Jumat (30/6/2023).
Selain itu, Arist Merdeka Sirait juga meminta pihak KPI untuk memberikan teguran hingga boikot terhadap Syahnaz Sadiqah dan Rendy Kjaernett.
"Saya kira KPI sebagai lembaga negara yang punya kewenangan untuk itu."
"Bisa paling tidak adakan teguran administrasi kepada tayangan-tayangan televisi misalnya."
"Atau teguran-teguran yang lain berupa boikot yang pernah dilakukan KPI misalnya kepada orang-orang tua yang mengeksploitasi anak dan mengorbankan anak akibat dari perceraian itu," paparnya.
Arist Merdeka Sirait pun setuju apabil Sayhanz Sadiqah dan Rendy Kjaernett diboikot dari televisi.
"Bahkan kita minta itu segera diboikot pelaku-pelaku atau orang tua yang mengandalkan komunikasi dalam media."
"Saya sangat setuju untuk memboikot itu, bisa saja boikot lewat administratif, boikot untuk tayangan, dan seterusnya," tutup Arist Merdeka Sirait.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Syahnaz Sadiqah dan Rendy Kjaernett