TRIBUNNEWS.COM - Mantan Visual Director Miss Universe Indonesia 2023, Rio Motret mengungkapkan sosok yang diduga dalang di balik skandal body checking tanpa busana di ajang Miss Universe Indonesia 2023.
Pengakuan itu dikatakan oleh Rio Motret saat menjadi bintang tamu dalam acara Pagi Pagi Ambyar Trans TV yang tayang, Rabu (9/8/2023).
Secara gamblang, Rio Motret menyebutkan ciri-ciri sosok yang diduga meminta adanya sesi body checking tanpa busana terhadap para finalis Miss Universe Indonesia.
Rio Motret mengatakan bahwa sosok tersebut merupakan perwakilan dari Miss Universe Indonesia yang mempunyai jabatan sebagai Chief Operating Officer (COO)
"Dia jabatannya COO di Miss Universe Indonesia," ungkap Rio Motret, dikutip dalam YouTube Trans TV Official, Kamis (10/8/2023).
Baca juga: Bantah Tudingan Mundur dari Miss Universe, Rio Motret Tegaskan Masa Kontraknya Sudah Selesai
"Tapi dengan catatan ya, dia ada mengatakan ini untuk dilaporkan kepada pihak atas," imbuhnya.
Kemudian, terkait adanya proses body checking dalam sebuah kontes kecantikan, Rio Motret menyebut bahwa hal tersebut sebenarnya wajar untuk dilakukan.
"Sebenarnya body checking wajar di dunia fashion, tapi ada prosedurnya."
Namun, pria berusia 34 tahun itu memastikan sesi body checking tersebut justru tak ada dalam rundown Miss Universe Indonesia 2023.
Baca juga: Bantah Lakukan Pemotretan Bugil, Rio Motret Ditegur hingga Lihat Penghapusan Foto Miss Universe
Menurut Rio Motret, proses body checking pun biasanya dilakukan dengan gender yang sama.
Terlebih, pada saat proses body checking pun biasanya tak boleh difoto.
"Bahwasannya kalau mau body check di ruangan tertutup, jenis kelamin (untuk yang melakukan pengecekan) sama."
"Kompeten di bidang medis, tidak boleh ada foto. Biasanya hanya ada catatan-catatan, misalnya terdapat luka di bagian mana. Ada tato di mana atau mungkin ada koreng gitu," terangnya.
Baca juga: Rio Motret Geram Dituding Lakukan Pemotretan Foto Bugil Finalis MUID 2023, Ungkap Dalang Sebenarnya
Sementara itu, soal kabar pengunduran dirinya, pira berusia 34 tahun menganggap bahwa hal tersebut hanyalah penggiringan opini.