TRIBUNNEWS.COM - Dari kota kecil Nganjuk, merilis single ke-4 seorang pemain bass yang selalu ingin produktif di dunia seni–senian merilis single solo berjudul “Birahi”.
Bertujuan memberi semangat insan seni di kotanya untuk memproduksi karya musiknya, yang diyakini Baiu Progress, karya di daerah pun tidak kalah bagus dan layak didengarkan.
Selalu ingin mengesperimen bentuk musik yang dianggap bisa mewakili semangat-semangat baru adalah alasan Baiu Progress untuk terus melahirkan karyanya.
Kali ini ia menggandeng teman lama dari kota kembang Bandung, yang dianggap matang dalam urusan Birahi dan Komposisi.
“KID“ gitaris yang kental akan nuansa blues dengan bendingan gitar seolah bikin hati bergetar, yang membuat baiu progress jatuh hati dan rela melepaskan ruang track gitar ke pemuda satu ini.
Digadang–gadang sebagai single terbaik yang terencanakan. Dengan adanya nuansa blues dari KID dan slap berharap bisa menyajikan sesuatu POP FUNK yang baru dalam urusan warna musik.
Rilisan kali membicarakan tentang masalah Birahi, cukup bikin penasaran tentang sudut pandang laki – laki yang berbicara secara frontal masalah birahi.
Dalam budaya modern, birahi dikonotasikan tentang hawa nafsu dan status sosial untuk melewati ketingkatan kehidupan menikah dan berketurunan.
Sehingga ejekan atau guyonan tentang “KAPAN KAWIN” kerap dilontarkan di kehidupan sehari–hari, entah itu dalam forum guyon warung kopi, atau forum formal di kalangan keluarga.
“Dalam lagu ini, maslah birahi adalah tanggung jawab pribadi, dan guyonan kapan kawin, itu sudah tidak lucu lagi,” dikutip dari kalimat baiu progress.