Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah cerita rakyat kota ghaib Saranjana memang kerap menjadi pertanyaan terkait keberadaannya.
Sehingga Sarajana menjadi kota yang dijuluki sebagai kota ghaib.
Kisah tersebut pun kini diangkat menjadi film melalui sutradara Johansyah Jumberan.
Johansyah Jumberan kemudian menjelaskan alasan dirinya mengambil genre horor dengan kisah Saranjana: Kota Ghaib yang juga mengeksplorasi kekayaan budaya dan adat istiadat dari Kalimantan.
"Saranjana menurut saya genre horor yang sangat berbeda karena kebanyakan horor kan dari Jawa atau Sunda, nah kalau ini original dari Kalimantan, dan semua memang berkaitan gitu," kata Johansyah Jumberan saat jumpa pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (11/9/2023).
"History-nya sangat terikat ya dengan tiga kabupaten di Kalimantan, tempat kita syuting," lanjutnya.
Baca juga: Film Baru tentang Golda Meir, PM Israel yang Ikonik namun Kontroversial
Menurut Johansyah melalui film Saranjana ini diharapkan mampu memberikan pesan kepada masyarakat Indonesia agar mengenal dan mengetahui budaya dari Kalimantan.
"Iya karena kan kalau drama series itu banyak (dari Kalimantan). Kalau Saranjana itu orang tahunya Kalimantan kan. Nah lewat kesempatan ini saya mau kasih tahu kalau Kalimantan sebenarnya seperti ini," tutur Johansyah.
Diketahui film horor Saranjana: Kota Ghaib juga baru merilis poster dan trailernya.
Dalam poster dan trailernya itu, DHF Entertainment terlihat menampilkan gedung-gedung pencakar langit sebagai gambaran dari kotak ghaib Saranjana.
Adapun film Saranjana ini diperankan oleh beberapa artis muda yaitu Adinda Azani, Lutfi Aulia, Irzan Faiq, Betari Ayu, dan masih banyak lagi.
Film ini akan tayang di semua bioskop Indonesia pada 26 Oktober 2023.
Bukan hanya itu saja, film ini juga akan tayang di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar pada November 2023.
Saranjana: Kota Ghaib memiliki jalan cerita sebuah grup band bernama Signifikan asal Jakarta yang tengah mengadakan tour konser di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Shita (Adinda Azani) sang vokalis menghilang secara misterius.
Berdasarkan informasi bahwa Shita diduga berada di kota Saranjana, sebuah kota yang dipercaya warga lokal sebagai kota ghaib yang modern dan maju.
Dalam tujuh hari mereka melakukan petualangan yang penuh dengan kejadian horor dan mistis untuk bisa mengetahui dan membuka gerbang kora Saranjana guna membawa sang vokalis pulang.