TRIBUNNEWS.COM - Ira Wibowo melihat gelagat tak biasa dari ayahnya sebelum berpulang untuk selamanya.
Sang ayah R. Wibowo Wirjodiprodjo meninggal di usia 94 tahun, Sabtu (14/10/2023) pukul 18.30 WIB. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Sebelum meninggal menurut Ira, kondisi ayahnya cukup sehat. Tak ada riwayat penyakit apapun.
Ia meyakini ayahnya meninggal karena usia tua.
Sang ayah, menurut Ira, selama ini tinggal di rumahnya.
“Pas kemarin itu, pagi saat aku mau pamit, Papa masih mesra banget bilang pakai bahasa Jerman ‘I love you so much’. Papa (bilang) ‘Sun sun sun’, sun, peluk,” cerita Ira di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
“Papa tuh paling senang makan spaghetti carbonara. Aku tanya ‘Papa nanti mau dibawain apa? Mau dibawain spaghetti carbonara nggak?’. Biasanya dia tuh pasti (ngasih jempol) semangat. Ini dia nunduk, geleng-geleng. ‘Mau duren?’ Nunduk geleng-geleng,” sambungnya
Ira cemas karena melihat gelagat yang tidak biasa dari sang ayah.
Dihubungilah beberapa anggota keluarga lain, termasuk sang adik Ari Wibowo.
“Jadi aku udah ngerasa ini beda dari biasanya. Makanya aku langsung hubungi Ari, aku juga hubungi Ibu, kayaknya mendingan kalau bisa datang segera ke Bangka, Papa kayak kurang semangat."
"Waktu itu nggak harus berarti Papa mau pergi, tapi paling nggak kalau ada istrinya, ada anaknya, dia mungkin bisa lebih semangat,” ucap Ira.
Ari pun datang ke rumah Ira untuk menengok ayahnya.
“Papa itu masih yang angkat jempol, masih senyum, tapi begitu udah selesai senyum, nggak lama langsung kayak lemas lagi, lemas tidur, terus (pegang) tangannya ‘Papa’ nggak ada reaksi, tapi masih napas ya, jadi (mengira) ‘Oh lagi mau istirahat’,” kata Ari Wibowo.
Ari dan Ira mendapat kabar pada malam harinya, kalau ayah mereka sudah sudah tidak bereaksi.
“Kayaknya masih hangat gitu badannya, tapi udah nggak bereaksi. Dan ininya (dada) udah nggak gerak gitu. Itu udah berusaha panggil dokter,” jelas Ira.
Ari melanjutkan bahwa ayahnya meninggal dunia dengan sangat tenang dalam tidurnya dan tanpa ada rasa sakit.
Ayahnya juga sudah sempat bertemu dengan anggota keluarganya dan mengucapkan selamat tinggal secara tidak langsung.
“Tapi ya perginya dengan sangat tenang, dalam tidurnya tidak ada rasa sakit, dikelilingi orang-orang yang dia cintai,” tutur Ari.
Ira bersyukur masih sempat peluk dan cium sang ayah sebelum akhirnya berpulang untuk selamanya.
“Jadi kayaknya memang ditanda bahwa this is goodbye,” tandas Ira.