TRIBUNNEWS.COM - Umay Shahab mengaku tak pernah marah dan jarang memuji aktor saat jadi sutradara.
Saat menjalankan pekerjaannya sebagai sutradara, Umay mengatakan dirinya tidak pernah marah secara langsung kepada aktor.
"Gue pernah marah tapi nggak pernah marah langsung sama talentnya," kata Umay seperti dikutip dari tayangan video program Podcast Warung Kopi (PWK) di kanal YouTube HAS Creative.
Hal itu karena Umay memiliki alasan khusus setelah belajar dari ayahnya.
Ia mengungkapkan, meluapkan rasa marah secara langsung di hadapan orang yang dimaksud merupakan hal yang merendahkan.
"Karena gua diajarin sama bokap gue jangan pernah marah secara langsung di depan orang gitu karena itu akan ngerendahin orangnya," jelas Umay.
Baca juga: Umay Shahab Awali Karier sejak Usia 3,5 Tahun, Ungkap Pernah Jatuh karena Coboy Junior
Selain tak pernah marah, Umay juga mengaku jarang memberikan pujian pada aktor.
Lantas Umay mengungkapkan alasan khususnya melakukan itu.
"Gua jarang mau memuji aktor gue depan orang banyak, karena takutnya ketika egonya disuapin nanti aktingnya di-scene berikutnya jadi nggak perform dengan baik," kata Umay.
Dalam podcast tersebut, Umay juga menceritakan awal mula dirinya berkeinginan untuk membuat film.
Sebelumnya, Umay sudah pernah membuat film pendek berjudul Cinta di Balik Awan.
"Dari tahun 2016 gua udah bikin film pendek pertama judulnya Cinta di Balik Awan yang main tuh ada Arbani sama Agatha Pricilla," kata Umay.
Ia kemudian mengutarakan keinginannya membuat film kepada rekannya sesama artis yakni Prilly Latuconsina.
Prilly pun tertarik dengan ide film yang disampaikan Umay.
"Dari situ mulai sering beberapa kali bikin film pendek juga buat brand, terus akhirnya ketemu sama Prilly dan gua cerita punya banyak banget keresahan dan gua pengen banget menyalurkan bakat gua bikin film panjang."
"Film panjang gua ceritain ke dia (Prilly) tentang bipolar, kesehatan mental, dan dia tertarik karena di Indonesia udah pernah ada yang bikin tapi versi popnya belum ada," terangnya.
Baca juga: Jadi Sutradara, Umay Shahab Akui Sempat Tak Dapat Restu dari Orang Tua, Kenapa?
Umay juga menceritakan duka yang ia alami saat menjadi seorang sutradara.
Ia mengungkap perlu menyesuaikan diri dengan tim yang bekerja dengannya.
Selain itu, ia juga banyak belajar bagaimana memberikan toleransi pada sesuatu yang tidak sesuai dengan ide utamanya.
"Mungkin dukanya lebih kepada gua percaya nggak ada yang ideal gitu, sekalipun kita orangnya idealis. Jadi bagaimana bisa mentoleransi sesuatu yang tidak sesuai dengan ide utama kita atau ide utama kita yang tidak bisa tersampaikan."
"Jadi dukanya lebih kepada bagaimana gua adjust dan toleransi," terang Umay.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)