TRIBUNNEWS.com - Legenda campursari Muhammad Sodiqin atau Cak Diqin meninggal dunia pada Jumat (10/11/2023) pukul 07.00 WIB.
Cak Diqin meninggal dunia di RSUD Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah.
Penyanyi sekaligus sinden Whawin Laura, mengatakan Cak Diqin rencananya akan dimakamkan di tanah kelahirannya di Banyuwangi, Jawa Timur.
"Pemakaman rencana di Banyuwangi, Jawa Timur," ujar Whawin saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat.
Lebih lanjut, Whawin mengungkapkan selama ini Cak Diqin mengidap penyakit gula dan ginjal.
Baca juga: BREAKING NEWS - Legenda Campursari Cak Diqin Meninggal Dunia
Menurut dia, karena penyakit itu, Cak Diqin harus menjalani cuci darah selama dua kali dalam seminggu.
"Seminggu dua kali cuci darah," imbuh dia.
Lantas, seperti apa perjalanan hidup Cak Diqin?
Pernah Bekerja sebagai PNS
Sebelum terjun ke dunia hiburan, Cak Diqin dulunya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Ia pernah ditugaskan di Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, sebagai Penilik Kebudayaan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada 1993, Cak Diqin kemudian mendapat tugas belajar ke Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta, Jawa Tengah (sekarang Institut Seni Indonesia [ISI] Surakarta).
"Saya ke Solo (Surakarta) tahun 1993 dalam rangka tugas belajar di STSI Surakarta, ambil jurusan tari," kata Cak Diqin kepada Tribunnews.com, Jumat (12/6/2020).
Saat Cak Diqin mendapat tugas belajar di Surakarta, lagu bergenre campursari tengah digandrungi, terutama campursari Manthous.
Setahun berada di Surakarta, ia pun memutuskan bergabung dengan grup campursari Manthous sebagai pembawa acara.
"Saya dulu MC-nya Mas Manthous, di manapun Mas Manthous (tampil) saya yang (jadi) MC," ungkap dia.
Hal itu lantas menyebabkan tugas belajar Cak Diqin di STSI Surakarta tak selesai.
Ia pun memilih beralih haluan, dari PNS menjadi full seniman.
Cak Diqin resmi melepaskan atribut abdi negaranya pada 2003.
Baca juga: Rekam Jejak Cak Diqin, Legenda Campursari yang Telah Meninggal Dunia Hari ini, Sempat 2 Kali Nyaleg
"Karena di tengah jalan saya memutuskan untuk melepas atribut PNS dengan hormat kepada negara."
"Kemudian menyandang (status) seniman secara utuh," ceritanya.
Meski demikian, Cak Imin sudah mulai aktif menciptakan lagu campursari sejak 1996.
Pernah Nyaleg Dua Kali
Di tengah kariernya sebagai penyanyi campursari, Cak Diqin ternyata pernah mencoba peruntungan maju sebagai calon legislatif (caleg).
Tak tanggung-tanggung, ia bahkan pernah maju nyaleg dua kali, yaitu pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2009 dan 2019.
Tetapi, dua-duanya berujung gagal hingga membuat Cak Diqin kapok.
"Ya sedikit untuk mewarnai kehidupan. Saat itu ramai-ramai bersama Eko Patrio, Anang Hermansyah di tahun 2009. Namun, belum berhasil," kisah Cak Diqin.
"Berarti maqomnya tidak di dunia politik, tapi di dunia kesenian," lanjutnya.
Ia mengaku keputusannya maju nyaleg karena sebelumnya kerap diajak mengisi kampanye partai-partai politik (parpol).
"Saat itu, saya sering digondol (diajak) ke mana-mana sama partai politik, buat kampanye."
"Kemudian saya diajak aja (maju nyaleg)," ujar Cak Diqin.
Karena dua kali gagal maju nyaleg, Cak Diqin pun kapok dan memilih fokus sebagai seniman.
"(Pileg) 2024 udah enggak (nyaleg) lagi, saya insya allah cenderung kepada kesenian," pungkas dia.
Dirikan Pondok Pesantren
Baca juga: Lirik dan Chord Gitar Lagu Sido Rondo - Cak Diqin ft Safitri: Kabeh Iki Ora Perlu Digetuni
Cak Diqin diketahui mendirikan sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Banyudono, Boyolali.
Pembangunan ponpes tersebut sempak terhenti pada 2020, karena pandemi Covid-19.
Padahal, menurut Cak Diqin, rencananya ponpes tersebut dirampungkan pada 2020.
"Targetnya insya allah mestinya 2020 ini, tapi situasi kondisi begini (pandemi), ya mengalir aja," ujarnya.
Dikutip dari Diskominfo Boyolali, ponpes yang didirikan Cak Diqin itu diberi nama Ponpes Bumi Tanah Jawi,
Ponpes itu dbangun di lahan seluas 3.085 meter persegi.
Jualan Masker saat Pandemi
Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Cak Diqin turut merasakan dampaknya.
Sebagai seorang seniman, Cak Diqin juga bisa tampil karena aturan pemerintah yang melarang kerumunan massa.
Ia pun mengaku dirinya sama sekali tak mendapat job saat pandemi.
"Nggak ada orang nanggap, nggak ada orang nge-job."
"Kan nggak boleh ada kegiatan mengumpulkan massa, akhirnya berhenti," kata dia.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Cak Diqin bahkan berjualan masker berbahan kain.
Ia menjualnya secara online.
"Waduh gimana ini menafkahi anak istri, akhirnya saya jualan masker," ucap Cak Diqin sembari tertawa.
Selain berjualan masker, Cak Diqin mengaku juga masih mengerjakan lagu pesanan.
"Selain jual masker ya, kebetulan ada beberapa orang yang minta dibikinkan lagu, jadi sembari bikin lagu," ungkap dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Wahyu Gilang Putranto)