TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film action '13 Bom di Jakarta' sudah merilis beberapa video teaser, trailer hingga behind the scene saat persiapan.
Deretan senjata api dipergunakan dalam film garapan Angga Dwimas Sasongko, mulai dari AK-47 hingga senapan mesin yang diklaim baru pertama kali digunakan di film Indonesia, M2 Browning Machine Gun.
Ganindra Bimo pemeran Emil dalam film tersebut bercerita soal senjata api yang digunakan adalah seluruhnya asli.
Hal itu disampaikan Ganindra Bimo saat wawancara eksklusif di podcast Si Paling Seleb Tribunnews, Senin (27/11/2023).
"Senjata karena dia punya bobot sendiri, dan semua senjata yang dipake disini itu asli benar-benar bisa dipakai peluru," ujar Ganindra Bimo.
"Kita ada tim armoury namanya Benni Armoury dia adalah orang yang sangat profesional, dan senjata dikasih ke kita itu benar-benar satu banding satu kalau senjata M16 ya atau AR15 yaa beneran itu," jelas Bimo.
Ia menjelaskan momen ketika menggunakan salah satu senjata yang disiapkan untuk film tersebut.
Diakuinya, meski memakai peluru hampa ia tetap merasakan suara yang besar.
Karakter Emil yang diperankan Ganindra Bimo merupakan pasukan Badan Kontra Terorisme Indonesia (ICTA) yang dibekali senapan modern AR-15.
“Real, gue megang senjata beneran. Pakai peluru hampa yang suaranya kayak peluru beneran,” kata Bimo.
Tak hanya itu Karin yang diperankan Putri Ayudya juga menjadi pasukan ICTA menggunakan senjata Sig Sauer MCX.
Keduanya pun memiliki senjata lain, yakni pistol Sig Sauer P226 dengan peluru kaliber 9mm.
Dalam sebuah wawancara Benni Armoury menjelaskan soal senjata yang disiapkan untuk film tersebut, salah satunya adalah senjata terbesar dalam industri film.
“Salah satu senjata terbesar di film ini adalah M2 Browning Machine Gun. Dan film '13 Bom di Jakarta' menjadi film Indonesia pertama yang menggunakannya," tutur Benni.
Penggunaan senjata api dari berbagai tipe dan level di film tersebut menunjukkan skala produksi yang besar.
Ditambah lagi, seluruh adegan baik adu-tembak, ledakan, hingga berkelahi dengan senjata semua dilakukan secara nyata dengan practical effect.
Sehingga untuk mengantisipasi risiko yang terjadi, film ini pun menggandeng armourer profesional.(Tribunnews.com/Bayu Indra Permana)