Anak Tamara Tyasmara Ditenggelamkan 12 Kali Hingga Tewas, Tak Ada Petugas yang Menolong, Mengapa?
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi sudah membuka rekaman CCTV keluar yang menunjukkan YA, kekasih ibunya yang diduga menenggelamkan kepala Dante anak Tamara Tyasmara sebelum meninggal.
Adanya CCTV pada kasus kematian Dante dipandang Psikolog Forensik ini memunculkan pertanyaan tentang cukupkah hanya dengan CCTV membongkar semuanya?
Baca juga: Terekam CCTV, YA Kekasih Tamara Tyasmara Benamkan Dante 12 Kali ke Kolam, Polisi Akan Lakukan Ini
Reza Indragiri Amriel, seorang Psikolog Forensik dalam keterangnnya pada Tribunnews.com menjelaskan jika kasus Dante ini ini mengandalkan CCTV semata tidak cukup kuat untuk menangkal aksi kejahatan.
Terbukti bermenit-menit, dari total rekaman CCTV selama 2 jam 1 menit, anak DJ DJ Angger Dimas ini ditenggelamkan berulang kali (catatan polisi hingga 12 kali lebih), namun tidak ada respon kegentingan dari pihak kolam renang untuk menolong Dante.
Menurutnya, CCTV memang sebaiknya tidak diletakkan di tempat tersembunyi, jika tujuannya untuk mencegah kejahatan.
"CCTV harus diperlihatkan agar calon kriminal tahu bahwa ia diawasi sehingga--setidaknya--urung beraksi di lokasi tersebut," katanya.
Baca juga: Lihat CCTV Detik-detik YA Diduga Tenggelamkan Dante, Angger Dimas: Saya Nggak Bisa Berkata-kata
CCTV hanyalah salah satu subsistem keamanan. Di samping CCTV, perlu disiagakan tim reaksi cepat yang terus-menerus memantau area yang dicakup oleh CCTV.
Dengan kelengkapan sistem sedemikian, baru bisa diharapkan bahwa gelagat situasi kritis akan dapat dicegat selekas mungkin begitu terpantau lewat CCTV.
Baik kritis berupa kecelakaan (anak terpleset lalu tenggelam di kolam renang, misalnya) atau pun kejahatan.
"Nah, nasib malang Dante boleh jadi turut disebabkan oleh posisi CCTV yang tersembunyi dan tidak adanya subsistem yang siaga memonitor tangkapan visual CCTV," imbuhnya.
Kelemahan CCTV Tersembunyi
Reza Indragiri Amriel menganalisa jika kelemahan itulah yang mungkin berhasil dibaca oleh tersangka pelaku.
YA disebut tidak melihat ada CCTV di lokasi dan berasumsi tidak ada yang mengawasi tindak-tanduknya.
Tersangka menyimpulkan demikiian setelah beberapa kali mempelajari lokasi.