"Karena memang cucu pertama dan memang benar-benar Angger dan ibunya itu sangat terpukul sekali begitu Dante nggak ada."
"Sampai saat ini saya bangun pagi tuh keinget nyiapin keperluannya dia," terangnya.
Tanggapan Ahli Psikologi Forensik soal Motif YA Tenggelamkan Dante
Terkait kasus kematian Dante, ahli psikologi forensik, Reni Kusumowardhani turut berikan tanggapan soal motif dari tersangka.
Sebelumnya, motif dari tersangka, YA telah diungkapkan oleh pihak kepolisian.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa YA beralasan ingin melatih pernapasan dengan membenamkan Dante ke dalam kolam renang.
Dikutip dari YouTube Kompas TV, Rani Kusumowardhani menilai alasan tersangka itu mengarah pada pembelaan diri.
"Saya melihat ini kemungkinan besar arahnya ke pembelaan diri ya," kata Rani.
Baca juga: Benamkan Dante di Kolam 1,5 Meter, Mental YA Kekasih Tamara Tyasmara Bagus, Kejiwaan Tak Terganggu
Kemudian, Rani menyebut bahwa tersangka tersebut pastinya mencari cara agar dianggap tak bersalah.
"Bagaimana caranya dia kemudian dianggap tidak bersalah," ujarnya.
Maka dari itu, Rani meminta agar tim investigasi harus jeli dalam mengungkap kasus tersebut.
"Di sini memang lagi-lagi investigasi itu betul-betul harus jeli," katanya.
Soal keterangan dari polisi yang meyebut tersangka membenamkan Dante sebanyak 12 kali di kolam renang, Rani melihat ada sesuatu yang janggal terhadap perilaku dari YA.
Menurutnya, tersangka seolah-olah menyimpan rasa amarahnya hingga diduga tega menewaskan Dante.
"Kalau dari keterangan polisi tadi 12 kali membenamkan sampai yang terakhir itu 50 detik lebih."
"Ini terlihat ada satu intensi perilaku yang betul-betul itu entah marah atau ada sesuatu yang lain dan dia tahu bahwa ini bisa mengakibatkan kematian apalagi pada anak usia 6 tahun yang tidak mampu melakukan pembelaan diri," jelasnya.
(Tribunnews.com/Ifan)