Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, dokter forensik, Farah Primadani juga membeberkan hasil autopsi Dante.
Diungkapkan Farah, tim forensik mulai menemui kesulitan lantaran sebagian besar organ Dante mulai membusuk.
Apalagi, autopsi terhadap mayat bocah enam tahun itu dilakukan setelah sepuluh hari kematiannya.
"Biasanya kalo orang tenggelam, dia menghirup air dan masuk ke paru-paru. Kemudian nembus ke pembuluh darah. Dan tumpukan air itu biasanya akan ikut tuh ke saluran sirkulasi darah akhirnya dia nempel tuh di tiap-tiap organ."
"Nah, makanya kita berharap banget waktu autopsi organnya masih utuh. Kalo organnya masih utuh, kita masih bisa periksa," urainya.
Sayangnya, hal ini tidak berlaku pada kasus Dante.
"Tapi pada kasus ini kan semua organnya sudah busuk ya, jadi satu-satunya organ yang masih viabel untuk kita ambil kemarin hatinya sama sumsum tulang," tandasnya.
Ia juga menggambarkan kondisi paru-paru putra Angger Dimas tersebut.
"Kalau pada tenggelam kan memang paling berefek pertama adalah paru-parunya, makanya di beberapa literatur pun paru-parunya lah yang akan kita nilai."
"Seberapa besar sih dampaknya, karena pada korban tenggelam biasanya paru-parunya akan membengkak berisi cairan. Jadi beratnya tuh, kurang lebih paru 200-300 gram, tapi kalo pada orang tenggelam bisa meningkat dua kali lipatnya sampai 700 graman," jelasnya.
Akan tetapi, tim forensik menemui kesulitan karena sudah cukup lama Dante dimakamkan.
Baca juga: Hubungan Asmara Tamara Tyasmara dan YA Ditelisik, Bakal Ada Tersangka Lain di Kasus Kematian Dante?
"Tapi pada kondisi ini, kita mengalami kelemahannya adalah sudah sepuluh hari. Makanya itu, seandainya dilakukan pemeriksaan di awal-awal sekali itu akan membantu kami di kedokteran forensik agar lebih maksimal," tandasnya.
Adapun, Farah menggambarkan kondisi paru-paru Dante yang telah mencair.
"Kalo tadi sih mencair, lunak," tambahnya.