News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Angka Perceraian Tinggi, Kepala BKKBN: Indeks Pembangunan Keluarga Bisa Turun

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi perceraian. Wanita di China ceraikan suami karena sudah tidak tahan lagi diminta melahirkan anak laki-laki. Keenam anaknya semuanya perempuan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo soroti tingginya angka perceraian di Indonesia.

Data yang dimiliki Hasto menunjukkan belakangan ini lebih dari 500 ribu perceraian terjadi setiap tahun.

Hasto menyatakan keprihatinannya bahwa angka perceraian semakin meningkat. 

Imbas dari angka perceraian yang tinggi ini nyatanya bisa berdampak pada Indeks Pembangunan Keluarga. 

“Indeks Pembangunan Keluarga bisa turun kalau seandainya banyak perceraian. Itu dampak terhadap indeks ya," ungkap Hasto pada keterangannnya, Rabu (3/4/2024). 

Selain itu, kata Hasto dampak perceraian bagi keluarga sendiri adalah munculnya broken home. 

Baca juga: Kasus Perceraian 500 Ribu Per Tahun, BKKBN Khawatir soal Ketahanan Keluarga Indonesia

Hasto singgung  soal orangtua yang bercerai yang bisa mengakibatkan anak tidak terurus dengan baik, sehingga parenting atau pola asuh menjadi tidak baik.

Pola asuh yang tidak baik bisa memengaruhi kebahagiaan anak.

Kata Hasto, salah satu penyebab stunting  karena anak tidak bahagia.

"Kalau anak tidak happy, makannya nggak bagus,” kata Hasto.

Menurutnya, anak yang hidup dalam keluarga broken home memiliki  ketahanan yang lemah. 

Karena salah satu indikator dalam Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) adalah ketenteraman. 

Jika perceraian tinggi, maka ketenteraman di dalam keluarga akan turun. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini