TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Grup Seni Tarawangsa Pusaka Sunda Lugina dari Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sukses membawa kesenian Tarawangsa ke tiga panggung internasional di Eropa.
Penampilan grup Pusaka Sunda Lugina ini menjadi pertunjukan seni Tarawangsa secara penuh dengan tata cara adat seni ritual pertama kali dipentaskan di luar negeri.
Kang Pupung Supena dan Kang Tahya selaku maestro Tarawangsa mengatakan rasa bangganya karena berhasil mengangkat seni tradisi Rancakalong ke panggung bergengsi.
"Ini adalah momen bersejarah bagi kami untuk dapat membawa musik tradisi ke pentas dunia," ujar Kang Pupung Supena, pemimpin grup Seni Tarawangsa Pusaka Lugina dalam keterangannya, Senin (8/7/2024).
Tampil di Festival Musik Roskilde 2024 di Denmark. Grup seni ini diundang mewakili Indonesia dan tampil pada Sabtu, 6 Juli 2024, lengkap beserta tata cara adat ritual.
Roskilde Festival merupakan salah satu festival terbesar di Eropa yang mampu menarik lebih dari 130.000 pengunjung dan menampilkan bintang tamu utama seperti Foo Fighters, 21 Savage, Skrillex, Doja Cat, Jane’s Addiction, dan SZA.
Setelah Roskilde, Sunda Lugina melanjutkan tur Eropa mereka dengan tampil di Rudolstadt Festival di Jerman pada, Minggu, 7 Juli 2024. Pada acara ini dihadiri oleh seniman dari 30 negara sebagai bagian dari rangkaian pesta musim panas.
Tur mereka ditutup dengan penampilan di Copenhagen Jazz Festival pada, Senin, 8 Juli 2024. Copenhagen Jazz Festival merupakan salah satu acara jazz terbesar dan paling bergengsi di Eropa.
Baca juga: 5 Fakta Ketua Panitia Lentera Festival Jadi Tersangka, Pakai Uang Konser untuk Kepentingan Pribadi
Di sana, Sunda Lugina berkolaborasi dengan musisi Denmark seperti Snöleoparden, Lotte Anker, Kresten Osgood, dan Aske Krammer.
Kabar kepergian grup Tarawangsa Sunda Lugina untuk tur Eropa juga mendapat respon positif dari masyarakat Sumedang. Hal ini dikarenakan kepergiannya bertepatan dengan acara adat tahunan "Ngalaksa", sehingga kepergian grup musik tradisi yang membawa kesenian Tarawangsa ini mengunggah rasa bangga para seniman, budayawan, penikmat seni, dan pejabat setempat.
Keberhasilan grup Tarawangsa yang tampil di tiga panggung besar di Eropa ini, diharapkan mampu memberikan dampak positif kepada seluruh pelaku seni di Indonesia, khususnya pelaku seni Tarawangsa dan masyarakat desa Rancakalong pada umumnya.
Warisan Budaya Sunda Mendunia
Tarawangsa adalah kesenian yang digunakan dalam upacara adat, ritual keagamaan dan aktivitas pertanian oleh masyarakat Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Dengan menggunakan alat musik tradisional dan beberapa instrumen pendukung lainnya, Tarawangsa menyajikan melodi yang mendalam dan sakral.
Alat musik Tarawangsa terdiri dari dua jenis, yaitu Tarawangsa, yang merupakan alat musik gesek dengan dua senar mirip dengan Rebab, dan Jentreng, yang merupakan kecapi dengan tujuh senar.
Untuk tur Eropa ini, Grup Sunda Lugina membawa seni Tarawangsa sebagai bagian sakral dari budaya Sunda yang erat kaitannya dengan sektor pertanian. Pertunjukan yang ditampilkan menggambarkan cara syukur yang dilakukan dengan membunyikan Tarawangsa dan memanjatkan doa keselamatan serta kesuburan kepada Sang Pencipta.
Selain melestarikan kesenian tradisi Tarawangsa, Grup Pusaka Sunda Lugina juga membawa misi ajakan kepada masyarakat untuk terus peduli terhadap adat istiadat dan budaya Rancakalong secara khusus, serta budaya masyarakat Sunda secara umum.