Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk mengurangi asupan gula, menjadi kurang dari 10 persen total dari asupan energi per hari. 

Bahkan, akan lebih baik lagi apa bila konsumsi asupan gula kurang dari lima persen.

Hal ini diungkapkan oleh Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI dari RS Adam Malik, Medan dr Siska Mayasari Lubis.

"Jadi konsumsi gula pada anak ini, WHO merekomendasikan untuk mengurangi asupan gula tambahan di bawah 10 persen dari total asupan energi dalam semua tahap kehidupan. Dan idealnya, adalah kurang dari 5 persen," ungkapnya pada diskusi media virtual, Kamis (28/11/2024). 

Ada pun pada tiap tahapan usia anak, untuk anak usia 2-4 tahun, rekomendasi gula yang dapat diberikan adalah 15-16 gram yang dibagi dalam empat sendok teh.

"Kemudian usia 4-7 tahun, ini yang dapat diberikan adalah 18-20 gram, itu setara dengan lima sendok teh. Kemudian usia 7-10 tahun, rekomendasinya adalah 22-23 gram, ini setara dengan 5,5 sendok teh," lanjutnya. 

Sedangkan pada usia 7-10 tahun, direkomendasikan 22-23 gram atau setara dengan 5,5 sendok teh.

Dilanjutkan pada usia 10-13 tahun dengan takaran 24-27 gram, setara dengan 6,5 sendok teh.

Usia 13-15 tahun direkomendasikan 27-32 gram, setara dengan 8 sendok teh.

Di usia 15-19 tahun, diperbolehkan 28-37 gram atau setara dengan 9 sendok teh.

Lebih lanjut, dr Siska mememaparkan kandungan gula bebas di sejumlah produk minuman. 

Contohnya, pada minuman berenergi, yang mengandung 14-16 sendok teh gula, kemudian air berperasa yang mengandung 1-5 sendok teh gula.

Lalu dalam satu minuman olahraga ukuran  500 ml, sudah mengandung 5-8 sendok teh gula. 

Adapun jus buah dalam kemasan dapat mengandung 7-20 gram sendok teh gula.

"Bisa kita bayangkan kalau seandainya di sini misalnya 20 sendok teh, kalau dia minum 2 kali sehari saja berarti sudah ada 40 sendok teh gula yang dikonsumsi anak per harinya. Dan ini tinggi sekali," tutupnya.