News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabar Artis

Cerita Pesinetron Dea Lestari Pernah Alami Bullying Semasa SD, Kini Jadi Kepala Sekolah

Penulis: Nurkhasanah
Editor: Yurika NendriNovianingsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dea Lestari - Dea Lestari mengaku pernah menjadi korban bullying semasa SD, kini dirikan TK dan jadi kepala sekolah.

TRIBUNNEWS.COM - Artis pemain FTV dan sinetron Dea Lestari menjadi sorotan publik setelah membagikan kegiatannya sedang menandatangani puluhan rapor. 

Rupanya, kini Dea Lestari menjadi kepala sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) yang sudah 10 tahun ia dirikan. 

Dea Lestari pun membeberkan salah satu alasannya memutuskan mendirikan sebuah sekolah.

Ia mengaku pernah menjadi korban perundungan atau bullying saat duduk di sekolah dasar (SD). 

Saat itu dirinya merupakan murid pindahan dari sekolah lain.

Dea Lestari pun mengaku tak memiliki teman di sekolah.

"Aku pindahan aku kelas 2 SD sampai kelas 6, aku nggak punya teman sama sekali. Cuma ada satu sahabat aku, sampai sekarang masih main bareng sama aku. Dia saksi hidup aku."

"Sampai dia pun saking nggak bisa lihatnya (aku di-bully) akhirnya dia yang pindah sekolah bukan aku yang pindah sekolah. Nggak bisa lihat aku di-bully setiap hari, di-bully-nya luar biasa," ungkap Dea Lestari dikutip dari YouTube TRANS TV Official, Selasa (24/12/2024). 

Aktris 37 tahun itu pun membeberkan sejumlah tindakan perundungan yang ia dapatkan. 

Selama sekolah, Dea Lestari mengaku tak pernah dipanggil dengan namanya, tetapi diganti dengan sebutan binatang. 

Selain itu, siswa lain yang dekat dengannya pun akan ikut dimusuhi. 

"Aku enggak pernah dipanggil dengan namaku, jadi aku senang sekali kalau sekarang orang bisa kenal namaku. (Dulu) dipanggil dengan nama binatang."

"Terus kalau ada yang mau main sama aku, jadi ikut dimusuhin juga," ungkapnya. 

Dea Lestari pun mengatakan kala itu guru-guru sekolahnya juga tidak berusaha melindunginya dari perundungan. 

Dea Lestari bagikan kegiatannya menjadi kepala sekolah di TK yang sudah 10 tahun ia dirikan.

Bahkan, para guru semakin menekan sang aktris dengan memintanya untuk pindah sekolah.

"Waktu itu kebetulan guru-gurunya juga tidak berpihak padaku, tidak berpihak pada anak kecil itu (yaitu aku)."

"Justru mereka kayak, 'Kenapa sih kamu nggak pindah saja?' Malah makin menekan aku. That's why, aku mau menciptakan suatu lingkungan yang baik untuk anak-anak kali ya," lanjut Dea Lestari. 

Di sisi lain, orang tua Dea Lestari baru mengetahui sang putri menjadi korban bullying saat duduk di kelas 6 SD. 

Kala itu, Dea Lestari yang sedang dirawat di rumah sakit mengamuk dan tak mau melihat teman-temannya yang datang menjenguk.

"Mama ku baru tahu di kelas 6, jadi aku benar-benar pendam semuanya sendiri. Sampai (akhirnya) aku masuk rumah sakit, mama ku baru tahu aku nggak punya teman karena teman-temanku datang jenguk aku dan aku ngamuk banget."

"Selama 5 tahun aku nggak pernah marah, di situ aku pecah banget. Aku bilang aku nggak mau dilihat sama orang yang ya kan mereka penginnya, goals mereka pasti liat aku sakit. Aku nggak akan kasih. Mama baru tahu aku tuh nggak punya teman sama sekali," terang ibu dua anak itu. 

Dea Lestari kemudian mengungkapkan alasannya masih bertahan di sekolah tersebut meski menjadi korban bullying

Ia mengaku dilindungi orang seorang guru yang menjadi tempatnya berkeluh kesah.

"Ada satu guru, yang aku rasa dia ditakdirkan untuk jaga aku. Dia bilang gini 'Setelah ini ketemu ibu ya, jangan pulang dulu'. 'Aduh apa lagi nih gue? Salah lagi nih gue. Suruh pindah nih gue'."

"Terus dia bilang 'Kenapa sih kamu masih bertahan? Bukannya saya nyuruh kamu pindah ya'," cerita bintang web series Jangan Salahkan Aku Selingkuh itu.

"Aku bilang kalau aku pindah berarti aku membenarkan, aku bikin mereka menang dengan situasi ini. Aku keras kepala jadi kita lihat siapa yang keras kepala," ungkapnya. 

Kini, selain menjadi seorang aktris, Dea Lestari juga mendirikan sekolah TK. 

Ia mengaku ingin berkontribusi dalam pembentukan akhlak anak-anak usia dini. 

"Mungkin orang pintar banyak, tapi paling enggak aku pengin ada kontribusi supaya anak itu punya karakter yang bagus," tutur Dea Lestari.

(Tribunnews.com/Nurkhasanah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini