Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanyi dangdut Anisa Bahar tak kuasa menahan tangis saat berbagi cerita tentang kondisi putrinya, Jelita Bahar, yang didiagnosis mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder.
Ia menceritakan bagaimana dirinya sempat tidak memahami apa yang dialami putrinya hingga mengaitkannya dengan hal-hal mistis.
Baca juga: Memo Sanjaya Akur dengan Anisa Bahar sebelum Meninggal Dunia, Jelita Bahar: Sudah Tak Ada Dendam
"Aku tahu, tapi aku nggak mengerti kalau ada penyakit seperti itu. Jadi aku pikir, anak ini kenapa? Bukannya bawa ke psikiater, aku malah bawa ke orang pintar," kata Anisa dikutip dari tayangan Rumpi, Kamis (26/12/2024).
"Aku sampai berpikir, 'kayaknya anak aku kena guna-guna deh'. Bahkan aku sempat bertanya-tanya, 'apa anak aku gila ya?' karena benar-benar nggak paham," lanjutnya.
Anisa mengisahkan momen mengerikan ketika Jelita mengalami kejang saat mereka sedang bepergian menggunakan mobil.
Baca juga: Anisa Bahar Akui Lagi Dekat dengan Pria Lebih Muda Belasan Tahun
Kejadian itu membuat Anisa harus segera membawa putrinya ke rumah sakit.
"Waktu itu aku lagi nyetir, kami sedang di jalan, tiba-tiba dia kejang. Dia minta aku berhenti dan keluar dari tol. Akhirnya aku bawa dia ke rumah sakit," kenang Anisa.
Meskipun sudah berada di rumah sakit, Anisa mengaku masih bingung dengan kondisi putrinya yang terus meminta perawatan.
"Dia minta dirawat di rumah sakit, dan aku terus bertanya-tanya, 'Ya Allah, ini kenapa? Anak aku punya gangguan apa? Apa gangguan jiwa?' karena aku benar-benar tidak tahu," tuturnya.
Situasi ini juga memengaruhi aktivitas Anisa sebagai tulang punggung keluarga.
Ia merasa tertekan karena putrinya kerap menangis dan tidak mau ditinggal bekerja.
"Setiap hari dia sering masuk rumah sakit, dan aku sampai nggak bisa kerja. Setiap kali aku mau berangkat kerja, dia menangis, nggak mau aku pergi. Aku jadi bingung, kalau aku nggak kerja, siapa yang kasih makan?" ujar Anisa.
Kini, Anisa mulai memahami kondisi Jelita dan menyadari pentingnya penanganan medis untuk gangguan kecemasan.
Ia pun meminta maaf kepada putrinya karena merasa belum menjadi ibu yang cukup baik.
"Sekarang aku sudah paham. Aku minta maaf kalau selama ini aku belum bisa menjadi ibu yang baik. Mungkin aku nggak mengerti dia, sampai membuat dia kecewa," ungkap Anisa.
"Mungkin dia berpikir, 'kamu mama aku, tapi kamu nggak mengerti aku.' Itu karena aku memang nggak tahu tentang penyakit ini sebelumnya," pungkasnya.