TRIBUNNEWS.COM - Kisruh donasi Agus Salim, korban penyiraman air keras mulai menemui titik terang.
Baru-baru ini, Pratiwi Noviyanthi alias Novi dan Gerry yang saat ini menjadi ketua Yayasan Peduli Kemanusian sudah membahas kembali soal donasi tersebut.
Malalui podcast YouTube Denny Sumargo, Novi dan Gerry menyebut donasi tersebut akan dialihkan untuk korban bencana alam di Lewotobi, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mengetahui hal tersebut, pihak Agus Salim kini justru memiliki pandangan lain.
Sang kuasa hukum, Farhat Abbas kini malah meminta uang tersebut untuk tetap diberikan kepada Agus Salim hingga berencana akan melayangkan somasi terhadap pihak donatur.
"Teman-teman ya walaupun bukan saya lawyer-nya nanti, akan melaporkan orang-orang tersebut, dan mereka akan somasi, untuk uang itu dikembalikan kepada Agus," ungkap Farhat Abbas, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Minggu (5/1/2025).
Farhat sendiri yakin jika uang tersebut dikembalikan, tak ada orang yang berani ikut campur dalam urusan uang itu.
"Saya berani taruhan, tidak akan ada yang berani pakai uang Agus, sekalipun Pak Menteri Sosial."
"Apalagi mereka-mereka ini yang nyimpan uang Agus, dari rekeningnya Agus ya," katanya.
Menurut Farhat, para korban bencana di NTT juga tak akan mau menerima donasi tersebut karena posisinya saat ini yang masih belum jelas dan menjadi sengketa.
Terlebih lagi, Farhat menilai bahwa uang tersebut sejak awal memang diperuntukkan untuk Agus.
Baca juga: Novi Geram Nama Baiknya Dicemarkan Alvin Lim, Kini Kekeh Penjarakan Pengacara Agus Salim
"Dan saya berani taruhan, baik Gubernur, Bupati, atau masyarakat NTT tidak akan mau menerima dana limpahan yang lagi bersengketa saat ini."
"Yang dana itu diperuntukkan untuk agus, tidak akan ada yang berani," ucapnya.
Dengan tegas, Farhat mengungkap harapannya agar orang-orang yang mencoba mempermainkan donasi Agus bisa segera tersadar.
Ia menilai kasus donasi Agus ini dengan sengaja dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu.
"Jadi memang ini pernyataan keras dari saya, saya berharap Tuhan menyadarkan orang-orang yang tidak sadar-sadar juga."
"Yang terus mempermainkan uang ini, yang bukannya nyampai perbuatan langsung menjadi pahala, tapi masih diputar-putar kaya suatu permainan kompetisi yang tidak ada habisnya," tuturnya.
(Tribunnews.com/Ifan)