TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Kontingen Olimpiade Indonesia Erick Thohir mengakui, masalah pendanaan pada Olimpiade London berpengaruh terhadap para atlet.
Namun, Erick menyakinkan para atlet bahwa persoalan tersebut bisa teratasi. Sehingga, para atlet yang akan berlaga dalam pesta olahraga sedunia, diminta tetap fokus berlatih dan mempersiapkan diri, serta tidak memikirkan persoalan pendanaan.
"Saya rasa dengan gonjang-ganjing yang terjadi, pasti menganggu. Tapi, saya sudah bicara dari hati ke hati dengan para atlet, mereka fokusnya bertanding. Kalau problem keuangan atau problem fasilitas, itu problemnya saya sebagai pimpinan," ujar Erick menanggapi persoalan belum jelasnya urusan pendanaan, saat ditemui wartawan di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/7/2012).
"Dan, saya yang bertanggung jawab bila atlet gagal," tegasnya.
Erick masih menantikan janji pemerintah, bahwa pada H-5 dana akan dicairkan.
"Yang terpenting buat kami, bagaimana atlet-atlet kita siap tanding dan fokus di sana. Makanya tadi saya bilang seluruh problem yang ada, fasilitas, uang, itu tanggung jawab saya. Mereka hanya fokus untuk bertanding, kalau mereka gagal pun itu tanggung jawab saya," paparnya.
Hingga kini, dana sponsor yang sudah masuk ke KOI sebesar Rp 6 miliar. Masih ada sisa Rp 1,5 miliar dari total Rp 7,5 miliar dana yang diberikan sponsor kontingen Indonesia.
Yang disayangkan, ada kewajiban lain yang harus diperbuat Erick dan timnya untuk atlet, dengan menggunakan dana sponsor itu.
Sebagian dana yang ada padanya pun sudah dipakai untuk down payment (DP) kebutuhan atlet di London. Lucunya, baik Erick maupun timnya tidak tahu dana apa saja yang pembayarannya belum selesai.
Erick mengaku itu masalah gampang. Jika dana yang dikeluarkan tidak diganti, ia khawatir akan dikejar-kejar orang yang bersangkutan.
Itu berpotensi berpengaruh pada pencapaian atlet di Olimpiade 2012 London. Terutama, untuk mempertahankan tradisi emas Olimpiade Indonesia. (*)
BACA JUGA