Laporan Wartawan Tribun Jakarta Mochamad Faizal Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Diaz Kusumawardani atlet menembak asal Jawa Timur ini memang menjadi sorotan, bahkan Menpora Andi Mallarangeng pun sempat beberapa kali menyebut namanya.
"Saya harap atlet-atlet muda seperti Diaz dapat berlaga terus di olimpiade, kalau bisa hingga empat kali, seperti apa yang telah dilakukan Taufik Hidayat," kata Andi kepada wartawan di Kantor KOI Jakarta, Minggu (22 /07/2012).
Dari 22 atlet Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade London 2012, nama Diaz Kusumawardani memang menjadi sorotan tersendiri. Hal tersebut dikarenakan di usianya yang masih belia bahkan menjadi atlet termuda dari kontingen Indonesia.
Meskipun Olimpiade London menjadi ajang pertamanya, siswa kelas tiga SMA Negeri 2 Sidoarjo, Jawa Timur ini, mengatakan tidak akan gentar dan siap bersaing melawan atlet-atlet internasional.
"Olimpiade ini merupakan ajang tertinggi untuk para atlet di dunia, ini jadi tantangan tersendiri bagi saya ke depan. Setelah Olimpiade ini selesai saya harus bisa lebih berkembang dan maju lagi, seperti apa yang telah dikatakan Menpora, supaya dapat mengikuti Olimpiade selanjutnya," ujar gadis yang baru dua tahun menekuni olahraga menembak itu.
Diaz mengaku mungkin pada laga nanti akan sedikit grogi, tapi hal tersebut tidak akan berpengaruh terhadap perfomanya kelak.
Putri dari pasangan Eddy Harrianto dan Letnan Kolonel Tresna Kusumawati ini sudah berlatih keras mempersiapkan Olimpiade.
"Tidak ada persiapan khusus selain hanya berlatih teratur di bawah arahan pelatih,"kata anggota klub menembak Brawijaya, Surabaya ini.
Di Olimpiade nanti Diaz akan turun di satu nomor yakni 10 meter air rifle.
Soal target, peraih emas di kejuaraan nasional menembak 2012 ini mengaku tidak dibebani target medali apapun.
"Tapi saya akan berusaha keras untuk bisa masuk ke 10 besar,"ujarnya
Diaz membukukan catatan terbaik pada seleksi pra-Olimpiade di Dhoha, Qatar, Januari lalu. Ia berhasil meraih 388 poin.
Diaz pun masih tertantang untuk meningkatkan poin tersebut,
"Untuk menaikkan jadi 390 itu tidak gampang, tapi aku akan lakukan yang terbaik," tuturnya
Dara yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA Sidoarjo tersebut menyadari bahwa perjuangannya di London nanti tidak mudah karena lawan yang dihadapi sangat berat.
"Rata-rata lawan yang saya hadapi sudah memiliki nilai sempurna," kata atlet yang baru menekuni oleh raga menembak selama dua tahun ini.
Datangnya bulan Ramadhan yang betepatan dengan perhelatan Olimpiade menjadikan perjuangan Diaz di London akan semakin berat.
Meskipun demikian Diaz bertekad untuk sebisa mungkin tetap menjalankan ibadah puasa sambil terus berlomba.
"Tapi nanti kita lihat kondisinya. Pelatih dan oficial sudah menyerahkan semua kepada saya, kalau saya puasa dan akan mempengaruhi penampilan maka mungkin saya tidak puasa dulu," katanya.
baca juga: