TRIBUNNEWS.COM – Jelang Olimpiade London 2012, pemegang rekor dunia 100 meter 150 meter, dan 200 meter, Usain Bolt, mengalami cedera harmstring. Bolt pun terpaksa mengundurkan diri dari Monaco Diamond League, akhir pekan lalu, dan memilih untuk mengobati cederanya di Jerman.
Cedera ini bukan satu-satunya pengganjal karier pria berjuluk Lightning Bolt itu. Sejak awal karier, Bolt memiliki masalah dengan tulang punggung yang melengkung. Ia sampai meminta ranjang khusus kepada Universitas Birmingham, tempat tim Jamaika berlatih, demi meminimalisir sakit pada punggungnya.
Ketika Bolt sibuk memastikan diri mampu berlari di Olimpiade London, tiga orang sprinter mengancam tahtanya. Apalagi, Yohan Blake, Asafa Powell, serta Tyson Gay masing-masing pernah mempecundangi juara dunia lima kali dan peraih 3 medali emas di Olimpiade Beijing empat tahun lalu itu.
Ketiga calon perebut tahta Bolt tersebut, Yohan Blake sedang naik daun. Sprinter 22 tahun itu bahkan sudah dua kali mempecundangi Bolt. Pertama, pada Kejuaraan Dunia Atletik 2011 di Daegu, Korea Selatan.
Pada babak final 100 meter, Usain Bolt melakukan kesalahan sehingga harus keluar dari lintasan. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh Blake dan menjadi juara. Terakhir, Blake kembali mengalahkan Bolt pada uji coba Olimpiade nomor 100 meter di Kingston, Jamaika, bulan lalu.
Blake menjadi pemenang dengan catatan 9,75 detik. Meskipun Blake dan Bolt sama-sama dilatih oleh Glen Mills, hal itu tidak menyurutkan ambisi Blake untuk merebut dominasi seniornya tersebut.
Berbicara prestasi, Blake memang masih berada di bawah Bolt dan Powell. Namun Blake punya segalanya untuk mengalahkan Bolt. Rekor 9,75 detik di jarak 100 meter membuatnya menjadi manusia tercepat ke-empat setelah Bolt, Gay, dan Powell.
Pencapaiannya di lintasan 200 meter (19,26 detik) bahkan menjadi yang terbaik setelah Bolt. Namun, ketika melakukan pada uji coba di Kingston, Jamaika, bulan lalu, Blake berhasil mempermalukan Bolt.
"Sejauh ini,saya berada dalam jalur benar sebelum tampil di Olimpiade.Di situlah saya seharusnya berada.Saya pun ingin mendapat prestasi lebih baik lagi dalam keikutsertaan saya di Olimpiade," ujar Blake dilansir Yahoosport.
Meski optimis menorehkan prestasi di London, Blake tetap tidak memandang remeh senior-seniornya, terutama Bolt. Pasalnya, Bolt adalah pemegang rekor di nomor 100 meter pada Olimpiade Beijing dengan torehan 9,76 detik.
Asafa Powell, kompatriot Bolt dan Blake adalah mantan pemegang rekor dunia pada rentang Juni 2005 hingga Mei 2008. Spesialisasinya adalah jarak 100 meter. Pada Kejuaraan Dunia di Osaka, 2007, Powell meraih medali perunggu dan perak di nomor estafet 100 meter dan 4x100 meter.
Namun, seperti Usain Bolt, jelang Olimpiade London, Powell mengalami cedera otot sehingga mengundurkan diri dari London Grand Prix beberapa waktu lalu. "Saya tidak mau mengambil risiko dan ingin memastikan akan tampil baik di olimpiade. Saya akan siap tampil pada Agustus mendatang," kata Powell.
Berdiri di antara tiga sprinter asal Jamaika, Tyson Gay dituntut tampil sebaik mungkin seiring ambisinya menyingkirkan Bolt. Sprinter 29 tahun itu pun mengusung target medali emas sekaligus mematahkan rekor dunia atas nama Usain Bolt, yakni 9,7 detik.
Rekor dunia 100 meter sebelumnya adalah 9,8 detik. Namun, Usain Bolt berhasil mematahkan rekor tersebut dengan 9,69 detik pada Olimpiade Beijing 2008.
Fakta tersebut justru membuat peraih medali emas Kejuaraan Dunia Atletik di Osaka 2007 itu semakin terpacu. Pasalnya, impiannya bisa terganjal oleh penampilan hebat sprinter-sprinter lain seperti Yohan Blake, Asafa Powell, dan Usain Bolt. "Pikiran saya menjadi kacau ketika terdapat empat atau lima orang yang memiliki kemungkinan untuk mencetak 9,7 detik dalam sekali balapan," ujar pria kelahiran Lexington itu.