News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Olimpiade 2012

Belum Bertanding, Sembilan Atlet Sudah Terbukti Doping

Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nailiya Yulamanova

kompas.com, Marisa K Wardani

TRIBUNNEWS.COM, LONDON -  Badan Internasional Atletik telah mengonfirmasikan larangan kepada sembilan pecandu doping. Mereka tertangkap telah menggunakan zat yang dilarang dalam penyelidikan dua hari menjelang upacara pembukaan Olimpiade London 2012, Jumat (27/7/2012).

Natalia Tobias, peraih perunggu pada cabang olahraga lari 1.500 meter di Olimpiade Beijing 2008 lalu, dilarang mengikuti kompetisi di olimpiade karena terbukti menggunakan obat-obatan terlarang. Selain itu, dia dinyatakan positif karena telah menyuntikkan hormon testosteron sintetis ke dalam darahnya.

Dua atlet lainnya masih melakukan tes ulang sejak musim panas lalu. Pada sampel pelari asal Bulgaria, Inna Eftimova, ditemukan juga adanya pertumbuhan hormon testosteron sintetis. Gejala yang sama juga ditemukan dalam tubuh pelari asal Ukraina, Antonina Yefremova, yang juga ditemukan sisa-sisa pertumbuhan testosteron sintesis. Semuanya dilarang mengikuti berbagai kompetisi selama dua tahun.

Penguji Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) mengumumkan, enam atlet lainnya juga akan dilarang ikut karena ada penyimpangan dalam paspor biologis mereka. Maka dari itu, mereka diharuskan menjalani tes darah yang sudah dimulai sejak 2009.

Enam atlet itu merupakan pelari, yaitu Abderrahim Goumri dari Maroko, Irini Kokkinariou dari Yunani, Meryem Erdogan dari Turki, dan tiga lainnya berasal dari Rusia, yakni Svetlana Klyuka, Nailiya Yulamanova, dan Yevgenia Zinurova. Mereka masih dalam pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak IAAF.

Kabar ini menyusul pengumuman terpisah oleh IAAF pada Rabu (25/7/2012) bahwa peraih medali perak World Championship, Alaoui Selsouli dari Maroko, telah dilarang seumur hidup untuk menjalani kompetisi apa pun. Bahkan ia sudah dikeluarkan dari Olimpiade London secara paksa.

Presiden IAAF, Lamine Diack, menuturkan bahwa dirinya serta pihak IAAF bersikeras untuk memberantas doping dalam cabang olahraga atletik.

"Pengumuman hari ini menggarisbawahi tentang kampanye lanjutan IAAF dalam melawan doping di semua cabang olahraga, terutama atletik," paparnya.

Pihak IAAF telah menunjukkan komitmen pada alat canggih untuk mendeteksi doping pada diri atlet.

"Mereka menunjukkan komitmen IAAF untuk menggunakan metode canggih guna mendeteksi doping dan untuk memberikan sanksi yang sama. Kami akan terus melakukan segalanya untuk memberantas kecurangan."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini