kompas.com
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perenang Indonesia, Gde Siman Sudartawa, ternyata sempat mengalami kesulitan tidur setibanya di London untuk bertanding di Olimpiade 2012.
Dalam suratnya kepada Kompas.com, pelatih Siman, Albert C Sutanto, mengatakan, meski mengalami beberapa kendala, Siman sudah berketetapan tampil maskimal untuk mengejar target masuk 16 besar.
Berikut surat Albert:
Salam,
Kondisi Siman (Sudartawa) sangat baik setiba di London. Siman hanya susah adaptasi soal waktu saja. Ia sempat menglami jet lag. Maklum, karena ini baru pertama kali Siman bertanding di luar zona Asia.
Kondisi ini membuat ia sering bingung. Pagi hari di London, ia sering terbangun pukul 3 pagi, tetapi tidak mengetahui jam berapa persisnya saat itu.
Soal makanan di perkampungan atlet ini tidak ada masalah dan cocok-cocok saja. Di sini tersedia semua jenis makanan, baik Eropa, Oriental, Amerika, tinggal kita yang menyesuaikan.
Sampai hari ini (Kamis, 26/7) kita sudah berlatih tiga kali dengan durasi 1,5 sampai 2 jam. Latihan juga dimaksudkan untuk mencapai penyesuaian dengan suhu air yang ternyata lebih dingin dari biasa.
Suhu air di kolam London saat ini 2,5 derajat celcius, sementara standar FINA (organsiasi renang dunia) memang 25-27 derajat. Persoalannya, Siman kerap berlomba di kolam dengan suhu 27 derajat celcius atau bahkan lebih. Karena itu, dia belum dapat feeling-nya.
Mudah-mudahan di sisa waktu jelang perlombaan ia bisa dapat feel of water-nya. Siman sendiri akan berlomba pada 29 Juli di nomor 100 meter gaya punggung.
Di nomor ini, Siman dapat target harus berenang di bawah waktu 55 detik. Tentang target masuk dalam 16 besar, semua tergantung pada faktor luck. Kalau pesaing dia tampil top perform, tentunya Siman sulit masuk dalam 16 besar meski ia mampu mencapai best time atau menembus target waktu.
Bagaimanapun, Siman sebagai atlet dan saya sebagai pelatih hanya bisa berusaha memberi yang terbaik. Untuk itu, kami mohon doa dari semua penggemar renang dan masyarakat Indonesia.
Terima kasih,
Albert C Sutanto