TRIBUNNEWS.COM – Petinju Australia, Damien Hooper, lolos dari sanksi akibat mengenakan kaus berbendara Aborigin, saat mengalahkan Marcus Browne (Amerika Serikat), Selasa (31/7/2012) pada kelas 80 kg.
Komite Olimpiade Australia (AOC) berencana memberi sanksi atas tindakan Hooper tersebut. Tindakan Hooper dinilai melanggar aturan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) bahwa atlet dilarang membuat pernyataan berbau politis.
Meski demikian, Komite Olimpiade Internasional (IOC) tidak mengambil tindakan terhadap tindakan Hooper. Mereka menyerahkan tindakan Hooper sepenuhnya kepada AOC.
Melalui suatu pernyataan, IOC bersikap lunak dengan hanya memberi teguran kepada AOC untuk menangani para atletnya lebih baik lagi. IOC pun mendukung semua sikap yang diambil AOC terhadap atletnya tersebut.
Pihak AOC akhirnya ikut melunak dengan hanya memberikan teguran kepada Hooper untuk tidak mengenakan bendera Aborigin lagi saat bertanding. Teguran dari AOC pun disambut baik oleh Hooper. Hooper pun berjanji tidak akan mengulang hal tersebut dan berniat untuk meminta maad kepada Ketua Delegasi Australia, Nick Green.
Pemuda keturunan Aborigin, suku asli Australia itu pun membantah dirinya membuat pernyataan politis saat mengenakan bendera Aborigin di kaus tandingnya. Petinju Aborigin pertama yang menjadi juara dunia junior pada 2010 itu bahkan tidak takut terhadap sanksi. Pasalanya, hal tersebut dilakukan sebagai wujud rasa bangganya terhadap asal-usulnya.
“Saya tidak bilang saya tidak peduli. Saya hanya mengungkapan kebanggaan terhadap apa yang saya lakukan,” ujar Hooper seperti dilansir BBC. “Saya orang Aborigin, mewakili budaya saya, bukan hanya negara saya tapi semua bangsa saya. Itulah yang saya ingin lakukan dan saya senang melakukannya,” jelas pemuda yang mulai bertinju sejak usia 11 tahun itu.