News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PON Riau

Saleh Ismail Mukadar Dipaksa Keluar Stadion

Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Fernando S

TRIBUNNEWS.COM, BANGKINANG - Ricuh kepesertaan  Tim Sepakbola PON XVIII tahun 2012 antara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur ternyata meluas sampai ke lapangan hijau. Sebabnya, tim dari Kalsel datang ke pertandingan kedua antara Kaltim dengan Jawa Tengah di Stadion Tuanku Tambusai, Bangkinang, Kamis (6/9) pukul 19.00 WIB.

Tim Kalsel yang datang ke stadion ngotot ingin bertanding. Sementara skuad Kaltim dan Jateng sudah mulai pemanasan di lapangan hijau dan seluruh perangkat pertandingan sudah siap.

"Kami dari awal sudah ditetapkan peserta. Lihat saja di jadwal pertandingan. Spanduk-spanduk. Semua atas nama Kalsel," ujar Pelatih Tim Kalsel Frank Sinarta pada Tribun saat mendampingi anak asuhnya berganti pakaian di dalam lobi utama stadion.

Kisruhpun berlanjut sampai lobi-lobi di lapangan. Namun, pihak PSSI tetap bersikukuh mengakui Kalsel sebagai peserta yang sah untuk bertanding. Sementara pihak Sub PB PON dari mengikutkan hasil rapat koordinasi antara KONI Pusat, PB PON dan Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) di Pekanbaru, 5 September lalu.

Perundingan tak membuahkan hasil. Sikap keras PSSI memantik emosi dari Tim Kaltim dan Sub PB PON. Penonton pun ikut kesal. "Tangkap! Tangkap!," sorak penonton dari tribun stadion. Demikian keadaan seperti bertahan hingga akhirnya Ketua Harian Sub PB PON Kampar Azwan yang juga Sekda Kampar tiba di stadion.

Azwan memerintahkan agar pertandingan harus tetap dilanjutkan. Sesuai dengan hasil rapat koordinasi, ia menegaskan, Kaltim harus tetap berlaga.

Pernyataan Azwan membuat personalia Sub PB PON menjadi lebih berani bertindak. Melalui bantuan aparat, pihak PSSI yang diwakilkan langsung oleh Sekjen Deputi Bidang Kompetisi Saleh Ismail Mukadar digelandang secara paksa ke luar stadion. Pihak PSSI pun menarik tim wasit dari areal pertandingan.

Saleh Ismail yang sempat diwawancarai Tribun sebelum diamankan, dengan tegas mengungkapkan, pihaknya tidak mengakui hasil rapat koordinasi itu. Menurutnya, PSSI tidak pernah diundang dalam pertemuan tersebut.

Ia juga mengatakan, pihaknya sudah dua kali menyampaikan surat ke PB PON yang memberitahukan bahwa induk organisasi persepakbolaan itu tetap tidak mengakui keputusan BAORI. Ia malah balik menyalahkan PB PON yang mengubah peserta sesuai terlampir dalam jadwal pertandingan.

"Jadwal yang telah disusun dari awal, kenapa diubah-ubah seperti ini?," katanya.

Ditanya tanggapannya soal ricuh, Manajer Tim Jateng Johar Lin Eng menilai, pihaknya menjadi pihak dirugikan. Ia menuding, PSSI telah terlalu dalam mengintervensi pelaksanaan PON di Riau. "Ini sudah menghambat pelaksanaan PON," katanya.

Menurut dia, PSSI seharusnya hanya memfasilitasi teknis pertandingan. Sebab, kata dia, PON merupakan pesta olahraga multieven. Misalnya, menunjuk tim delegate dan pengawas pertandingan. Ke depan, ia sangat mengharapkan ketegasan PB PON dalam mengatur seluruh pertandingan.

Akibat kisruh itu, pertandingan molor tiga jam dari yang dijadwalkan semula pukul 19.00 WIB. Penanggungjawab pertandingan dari panitia berkebijakan untuk mencari tim wasit pengganti.

Menurut Koordinator Pertandingan Sepakbola Sub PB PON Hisbun Nazar, wasit yang digantikan bertugas sudah sesuai dengan standar nasional dan bersertifikat. "Yang pasti layaklah. Insyallah ke depan, tidak jadi masalah," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini