TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Juara bertahan Jakarta BNI 46 tampil luar biasa untuk menghancurkan Jakarta Sananta Indocement. Dengan variasi serangan dan pertahanan bak Tembok China, BNI menghajar Sananta 3-0 (25-22,25-22,25-16).
Berbeda saat menghadapi Semarang Bank Jateng sebelumnya, BNI langsung menggebrak sejak set pertama. Dua pemain asing mereka, Curt Toppel dan Vladimir Knezevic menunjukkan performa aslinya lewat serangan tajam maupun blok-blok rapat.
Puncak kehancuran Sananta terjadi pada set ketiga. Berulangkali spike Rudi Tirtana maupun Igor mental oleh blok-blok Vlado maupun Dimas Saputra membuat para pemain Sananta seperti kehilangan akal. Apalgi ribuan penonton yang memadati GOR Tawang Alun gaduh mendukung BNI.
Asisten Pelatih BNI Roy Makpal mengatakan, tim belajar dari kekalahan di Jakarta dengan memperkuat receive dan blok. Setelah unggul dua set, Aji diminta untuk lebih berani bermain.
"Kebetulan lawan mengganti toser kedua mereka dan perlu adaptasi. Tim tidak beri kesempatan untuk mengembangkan permainan," tuturnya.
Soal absennya pelatih kepala Hu Xinyu, secara tidak langsung mempengaruhi. Diakui ada sedikit kesulitan komunikasi dengan sang pelatih yang gaya kepemimpinannya berbeda dari pelatih terdahulu (Eduardo) asal AS.
Mengenai peluang ke empat besar dengan delapan poin yang telah terkumpul, Roy akan berusaha menjaga situasi supaya suasana tim tetap harmonis di putaran kedua. Pelatih Sananta I Nyoman Sudiantarayana mengakui, penampilan BNI berbeda dari sebelumnya dan luar biasa. Strategi yang diterapkan tidak berjalan seperti yang diharapkan.
"Saya berusaha mengembalikan ke komposisi awal agak sulit. Permainan individu juga kurang optimal dan bola-bola dari toser kami kurang tepat," tuturnya.
"BNI bermain sangat luar biasa. Blocker luar biasa dan serangan kami terbaca. Setelah tertinggal dua set, konsentrasi anak-anak buyar," tuturnya.
Wartakota/max
Baca juga: