Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Tono Suratman menilai, pemerintah kurang serius dalam mengurus olahraga, konsentrasi pemerintah lebih banyak untuk mengurusi urusan politik.
Pernyataan Tono Suratman itu melihat pada kecilnya anggaran di bidang olahraga selama setahun ini.
“Tahun ini untuk pembiayaan olahraga mendapat anggaran Rp. 550 miliar. Jumlah itu Rp. 200 miliar untuk biaya penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (ISG), sementara Rp. 250 miliar dianggarkan untuk Satlak Prima guna mengikuti tujuh event tahun ini, termasuk SEA Games,” kata Tono, Rabu (3/4/2013).
"Jumlah ini sangat jauh bila dibandingkan dengan persiapan SEA Games XXVI Jakarta – Palembang yang menelan biaya Rp. 400 miliar,".
Melihat minimnya dana yang diberikan oleh pemerintah, Tono Suratman pesimistis Indonesia akan mampu mempertahankan gelar juara umum di SEA Games XXVII/2013 Myanmar pada Desember mendatang. Sebab persiapan tidak akan maksimal dengan anggaran yang sangat terbatas.
“Dengan dana yang minim itu membuat kita hanya memprogramkan try out sampai tiga kali saja. Padahal untuk menjadi juara SEA Games itu paling tidak harus melakukan try out tujuh sampai 10 kali ke luar negeri,” ujarnya.
Tono Suratman mengatakan, sudah tidak waktunya lagi Indonesia membangun olahraga by project, tetapi sudah harus by sistem.
Artinya ada persiapan jangka panjang dengan pelatnas yang berkesinambungan. Beberapa negara di kawasan Asia Tenggara sudah menyiapkan atlet untuk Olimpiade dari sekarang.
“Jadi kita menuntut keseriusan dari pemerintah untuk memajukan prestasi olahraga dengan pendanaan yang wajar. Tanpa dana yang cukup mustahil prestasi akan tercapai,” jelasnya.