TRIBUNNEWS.COM, FARO - Awal perjuangan Subhan Aksa di kancah kejuaraan dunia reli 2013 sungguh tak mudah. Di Rally Portugal, 11-14 April, ia sudah harus berhadapan dengan 21 pereli dari berbagai negara yang tampil di kelas WRC-2. Mayoritas kontestan WRC-2 memang memilih Portugal sebagai seri awal untuk perebutan gelar juara dunia 2013.
Beberapa di antara peserta adalah rival Subhan sebelumnya di kancah PWRC 2012 seperti Nicholas Fuchs (Peru), Valeriy Gorban dan Oleg Kikireshko (Ukraina), Marcus Ligato (Argentina), dan Lorenzo Bertelli (Italia). Ligato, Gorban. Subhan adalah penghuni klasemen 5 Besar PWRC 2012.
Beberapa di antara peserta adalah rival Subhan sebelumnya di kancah PWRC 2012 seperti Nicholas Fuchs Peru, Valeriy Gorban dan Oleg Kikireshko Ukraina, Marcus Ligato Argentina, dan Lorenzo Bertelli Italia. Ligato, Gorban
Itu sebabnya mereka bertiga menjadi perhatian tersendiri di kelas WRC-2 yang format lombanya baru diperkenalkan FIA pada tahun ini. Seperti halnya Subhan dengan Ford Fiesta RRC, Gorban pun kini bertarung dengan mobil berbeda dari musim 2012.
Bersama Kikireshko, mereka kini ditopang tim pabrikan Mini Cooper. Subhan dan Gorban yang saling mengalahkan di PWRC akan bertarung kembali di Grup 2 (kelas eks SWRC), sementara Gorban tetap di kelas sama (PWRC) yang sekarang jadi Grup 3 di kelas WRC-2.
Artinya, Subhan dan Gorban akan kembali head to head untuk perebutan poin di Grup 2. Namun, untuk perebutan total poin WRC-2, mereka tetap harus bertarung dengan musuh lama seperti Fuchs (peringkat 6 PWRC 2012) dan Ligato yang tetap tampil dengan mobil lama mereka dan bergabung di Grup 3. Fuchs sendiri sementara ini menghuni peringkat lima klasemen 2013 dengan poin 28 berkat dua penampilan impresif di Rally Swedia dan Meksiko lalu.
Tantangan Subhan semakin besar karena di Portugal ini juga bertarung para pereli unggulan seperti Robert Kubica (Polandia – eks pembalap F1), Sepp Wiegand (Jerman – pemimpin klasemen sementara WRC-2 2013 dengan 40 poin), dan Elfyn Evans (Wales) yang eks juara WRC Academy.
“Melihat komposisi peserta dan jam terbangnya, lomba di WRC-2 pasti sengit. Terlebih bagi mereka yang baru memulai usaha memetik poin awal. Kami sendiri masih meraba-raba kekuatan mobil baru. Dalam situasi persaingan seperti saat ini, lolos ke 10 Besar saja sudah sangat bagus. Terpenting di penampilan awal ini adalah mencapai garis finish dan mengambil pelajaran sebanyak-banyaknya untuk bekal ke seri-seri lanjutan,” kata Subhan usai melakukan survey lintasan pada Selasa dan Rabu (10/4/2013) dalam siaran persnya yang diterima Kamis (11/4/2013) malam.
PereIi Bosowa Fastron Rally Team (BFRT) itu bisa menikmati karakter lintasan Portugal yang banyak kemiripan dengan Acropolis Yunani di mana musim lalu ia naik podium sebagai runner up.
“Lintasannya sangat tricky. Treknya panjang, banyak jumpingan dan tikungan buta. Tak ada masalah krusial karena karakter lintasan seperti itu pun banyak di Indonesia. Untuk performa mobil sepertinya baru bisa dinilai setelah beberapa SS awal,” tambah juara nasional tiga kali ini.
Rally Portugal dilombakan dalam 15 Special Stages (SS) dalam tiga hari balapan (Jumat-Minggu, 12-14 April). Pada Kamis (11/4/2013) dilangsungkan sesi kualifikasi untuk menentukan urutan start, namun itu hanya untuk para kontestan kelas utama WRC. Sesuai posisi akhir musim lalu, Subhan sendiri diperkirakan akan start di urutan 10 -15 kelas WRC-2 dengan nomor pintu 76. Nomor start 74 dan 75 milik Kubica dan Evans, sedangkan 77 punya Ligato.
Seri keempat dari 13 serial FIA 2013 World Rally Championship diikuti 70 peserta. Yang dominan adalah kelas WRC-2 sebanyak 28 starter, sementara kelas WRC-nya sendiri hanya diikuti 13 mobil, 10 WRC Junior dan sisanya peserta lepas.
Hari pertama lomba akan berlangsung 5 SS pada hari Jumat (12/4/2013) dengan total jarak kompetisi 80,55 km. Istimewanya, setelah masuk lintasan gravel di empat SS awal, peserta akan digiring menuju pusat kota Lisbon yang jaraknya sekitar 300 km dari lokasi sebelumnya atau memerlukan 6 kali pengisian bahan bakar mobil reli.
Di tengah ibukota Portugal itu dihelat SS5 yang hanya berjarak 3,27 km. Tujuannya hanyalah untuk mempertontonkan aktifitas reli kepada masyarakat tengah kota. Tentu saja sekaligus upaya memancing mereka menggunakan hari Sabtu dan Minggu-nya untuk menyaksikan aksi para pereli dunia itu di 10 SS terakhir.