TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang, badan kepengurusan kejuaraan akbar cabang olahraga dirgantara Paralayang dunia khusus nomor ketepatan mendarat, yang berpusat di Slovenia, Januari lalu telah memutuskan Perkumpulan Olahraga Dirgantara Paralayang Jatarupa Jakarta sebagai penyelenggara Seri I Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang (Para Gliding Accuracy World Cup/PGAWC) 2013 di Bukit Langkisau, Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat pada 26-28 April 2013.
Federasi Aeronautika Internasional (FAI), induk olahraga dirgantara dunia, juga sudah mengakuinya sebagai Kejuaraan Kategori 2 pada kalender kegiatan resminya tahun ini. Kategori 2 adalah kejuaraan yang diselenggarakan sebuah perkumpulan. Sedangkan Kategori 1 adalah kegiatan yang di gelar sebuah negara.
Ini merupakan keempat kalinya Indonesia menjadi tuan rumah salah satu Seri Dunia setelah di Batu, Malang, Jawa Timur pada 2011 dan kawasan pegunungan Puncak, Jawa Barat pada 2010 dan tahun lalu. Hingga Siaran Pers ini direvisi, sudah sekitar 56 penerbang dipastikan ikut; 26 pilot handal dunia dai 11 negara, asal Kroasia, Serbia, Slovenia, Bosnia Herzegovina, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan China, serta 30 atlit nasional Indonesia.
Tiga kelas akan dilombakan; yakni Putera, Puteri dan Beregu. Lomba akan berlangsung dari 26-28 April, yang didahului latihan bebas bagi semua peserta pada 25/4/2013. Latihan resmi pada 26/4/2013 akan tetap diperhitungkan nilainya sebagai hari cadangan bila cuaca menggagalkan satu hari lomba. Agar hasil kejuaraan diakui, dibutuhkan minimal dua hari lomba.
Jumlah nilai terkecil yang berhasil dikumpulkan setiap penerbang selama lomba dua hari akan menentukan gelar juara dan peringkat dunia sementara. Karena lombanya adalah Ketepatan Mendarat, maka nilai adalah jarak dari titik nol dalam centimeter yang dicapai atlit ketika kakinya menginjak tanah pertama kali saat mendarat.
Misalnya, atlet menginjakkan kakinya pada jarak 32 cm dari titik nol, maka nilainya adalah 32. Pendaratan sempurna pada titik nol bernilai 0. Jumlah hadiah yang diperebutkan pada Seri I Painan, adalah 4500 Euro (sekitar Rp. 58 juta) dan piala bagi Juara Beregu.
Tim Beregu terdiri dari gabungan penerbang puteri dan putera. Tidak ada batasan jumlah atlit yang boleh mewakili satu negara. Namun hanya nilai terbaik dari tiga penerbang yang diperhitungkan untuk Juara Beregu.
Kesempatan tuan rumah Indonesia merebut gelar Juara Beregu pada Seri I nanti cukup besar, dengan keikutsertaan para penerbang tim nasional yang merajai SEA Games XXVI pada 2011 lalu. Diantaranya “Raja Udara Asia Tenggara”, Thomas Widyananto, yang merebut empat medali emas dan dua perak SEA Games itu.