TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Eqina, Jose Rizal Partokusumo menyebut, keputusan Exco KOI untuk seleknas atlet EFI dan EQINA sangat 'fair'.
Sekarang, kata Jose, tinggal merundingkan segala aspek terkait seleknas itu. Misalnya, masalah tempat, dan penjuriannya.
"Siapa dan darimana juri-jurinya, itu khan mesti dirundingkan dari awal. Kita juga mesti tahu format seleknasnya seperti apa. Untuk dressage, misalnya, level-level apa saja. Show-jumping, nomor-nomor apa. Masing-masing jenis juga khan ada nomor perorangan dan tim. Jadi, semuanya harus dibahas," papar Jose.
Selain tunggang-serasi (dressage) dan lompat rintangan (show-jumping), juga dilombakan endurance, atau ketahanan.
"Yang tahu teknis perlombaan itu khan cabor, ya kita-kita ini. Bukan KOI. Kalau ditanya apakah EQINA siap untuk menghadapi seleknas, ya, kapanpun kita siap untuk membahas masalah ini sama-sama," jelas pemilik JN Stud & stable, Sentul, itu.
TIM EQINA
EQINA sudah membentuk tim bayangan SEA Games itu, masing-masing terdiri dari delapan atlet di setiap jenis perlombaan lengkap dengan enam pelatihnya. Terkait 24 'rider' EQINA yang berada dalam tim bayangan berkuda SEA Games Myanmar, Sekjen EQINA Ardi Hapsoro Hamidjoyo menyatakan, mereka pastinya terus berupaya meningkatkan kemampuannya dalam latihan serius di perkumpulannya masing-masing.
"Sementara ini masih berlatih di klubnya masing-masing. Namun, mereka juga siap seandainya dimungkinkan untuk latihan bersama," jelas Ardi Hapsoro.
Diantara 'rider' di nomor jumping, Brayen Brata Coolen saat ini tengah berlatih di Belanda. Namun, sewaktu-waktu diperlukan, Brayen setiap saat bisa pulang ke Jakarta.
Brayen Brata Coolen adalah salah satu 'rider' handal dari klub Aragon, di Lembang, Bandung, yang dimiliki oleh Muhammad Chaidir Saddak, Ketua Umum PP Pordasi. Brayen menjadi salah satu contoh sukses dari 'rider' yunior yang tekun dan serius berlatih, khususnya sejak dia ditempa oleh James Momongan di klub Bandung Equestrian Center (BEC), juga di kawasan Lembang.
Melihat keseriusan dan potensinya yang besar, Aragon kini menyeponsorinya untuk melanjutkan pendidikan umum sekaligus peningkatan kemampuan ilmu berkudanya di Belanda.