TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pada umumnya, ketika seorang petarung sudah berusia 38 tahun, mereka sudah turun ring dan meninggalkan dunia pertarungan, namun tidak demikian halnya dengan Max Metino.
Ketika petarung-petarung sebayanya gantung sabuk, Max Metino justru baru mendapat kesempatan pertama untuk bertarung di mix martial art bersama ONE Fighting Championship pada Champions and Warriors di Istora Senayan, Jakarta, 13 September mendatang.
Sebenarnya bukan baru kali ini Max Metino mendapat kesempatan untuk bertarung secara profesional di ring mix martial art, namun sejumlah hal menghalangi dia untuk bertarung.
Sekitar sedekade lalu Metino mendapat kesempatan untuk bertarung di mix martial art, namun pada saat itu dia justru didaulat sebagai wasit dan juri pada suatu pertarungan yang digelar sebuah stasiun televisi swasta sehingga tidak bisa iktu bertarung.
“Keluarga saya lebih memilih saya untuk bertarung di gulat, namun seiring berjalannya waktu mereka terus melihat hasrat saya, usaha saya mempelajari mix martial art, mereka kemudian memberikan saya ijn untuk mengakhiri karier saya sebagai petarung mix martial art,” paparr Metino kepada Fox Sports seperti dikutip Tribunnews.com.
Setelah melalui berbagai perjuangan, pemegang sabuk ungu Brazilian jiu-jitsu itu akhirnya direkrut oleh ONE Fighting Championship dan mendapat kesempatan melakoni debut di mix martial art pada 13 September mendatang. Lawan yang akan dihadapi vegetarian itu adalah Long Sophy asal Kamboja.
“Melihat ke belakang, saya sebenarnya ingin memulai karier saya di mma pada usia yang lebih muda, namun fokus saya waktu itu ada pada gulat dan jiujitsu dan saya sudah berlatih lama pada kedua jenis bela diri itu dibandingkan yang lainnya. Anda juga bisa lihat ada banyak petarung mma di Indonesia yang pensiun karena tidak banyak penyelenggaraan mma seperti ONE FC,” jelas Metino yang sekarang menjadi instruktur di Synergy MMA di Bali.