TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Disadari atau tidak, cabang olahraga berkuda akan menjadi salah satu 'primadona' pada Pekan Olahraga Nasional atau PON XIX-2016 mendatang, di Jawa Barat.
Penyebutan 'primadona' dikaitkan dengan banyaknya medali yang akan diperebutkan pada cabor ini, yakni 20 set medali. Sebagai salah satu lumbung medali maka sejumlah daerah sudah semakin mengintensifkan pengembangan atlet berkudanya, agar cabor ini bisa berperan dalam perburuan atau perolehan medali.
Tak kurang dari Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) Muhammad Chaidir Saddak, serta Ketua Umum Equestrian Indonesia (EQINA) Jose Rizal Partokusumo, sama-sama mengemukakan hal itu.
Oleh karena itu, menurut mereka, wajar saja jika sekarang ini atlet-atlet berkuda handal sudah diperebutkan.
"Terpenting tujuan utamanya adalah untuk menguatkan pengembangan pembinaan di daerah masing-masing," jelas Muhammad Chaidir Saddak, atau lebih dikenal dengan Eddy Saddak.
Menurut Jose Rizal Partokusumo, mungkin masih terlalu dini untuk memprediksi persaingan perebutan medali di cabor berkuda pada PON XIX-2016 nanti. Namun, Ketua Umum EQINA-Pordasi ini yakin kalau cabor berkuda akan dipertandingkan, termasuk dengan mempertimbangkan potensi besar yang ada pada tuan rumah, yakni Jabar.
"Persaingannya akan sangat kompetitif bagi seluruh provinsi, apalagi kemungkinan ada 20 nomor yang dipertandingkan. Intinya, cabor berkuda memang sangat layak diperjuangkan dan wajib dipertandingkan," tegas Jose.
Oleh karena itu pula, Eddy Saddak dan Jose Rizal Partokusumo menganggap 'biasa-biasa saja' aktivitas KONI Jatim yang bersiap membentuk tim yang handal untuk diterjunkan di pentas berkuda PON 2016 mendatang, termasuk dengan melakukan 'perekrutan' atlet dari daerah lain.
SOAL SINGKY
Seperti diberitakan sebelumnya, KONI Jatim 'mengirim' Singky Soewadji ke beberapa daerah lumbung kuda. Baru sehari setelah ditunjuk sebagai pimpro berkuda Jatim, Jumat lalu, Singky, mantan atlet berkuda masa lalu Indonesia dan adik kandung dari perenang nasional Nanik Joeliati Soewadji, hari Sabtu (28/9/2013) sudah melakukan 'gebrakan' dengan berkunjung ke beberapa perkumpulan di Bandung, Jabar.
Eddy Saddak menyebutkan, jika bicara potensi, Jabar memang mempunyai potensi yang amat besar mengingat banyaknya klub-klub atau stable yang berada di Jabar. "Yang diperlukan adalah konsolidasi kekuatan yang harus dilakukan oleh Pordasi Jabar dengan 'support' penuh dari KONI Jabar."
Disinggung tentang aktivitas Singky Soewadji, Eddy Saddak tidak mempermasalahkannya. "Ini baik sekali, dan saya yakin akan diikuti oleh daerah-daerah lain.
Kalau sesuai rencana, di PON nanti berkuda akan memperebutkan total 20 medali, jadi cabor ini jelas sangat berpengaruh terhadap perolehan medali. Saya menghimbau agar daerah-daerah lain juga menguatkan lagi potensi-petensi mereka dengan pengembangan pembinaan yang ada. PP Pordasi siap untuk membantu," papar Ketum PP Pordasi itu.
Dalam pandangan Jose Rizal Partokusumo, pentas berkuda PON XIX-2016 bisa menjadi titik balik dari pengembangan pembinaan di berbagai daerah setelah dualisme equestrian dapat terselesaikanjuga.
"Dengan memproyeksi permasalahan dualisme equestrian terselesaikan, maka perjalanan equestian pada tiga tahun kedepan akan menjadi lebih baik. Di PON 2016, persaingan akan sangat kompetitif dan terbuka bagi provinsi lain. Atlet-atlet yunior pada tiga tahun kedepan akan mulai masuk dan bersaing di level senior. Dengan metoda dan intensitas pembinaan prestasi seperti yang dilakukan EQINA-Pordasi, maka kompetisi akan semakin ketat," urai Jose.