TRIBUNNEWS.COM - Pelatih nomor tunggal putri Pelatnas Cipayung, Sarwendah Kusumarwadhani, kaget melihat perkembangan pemain muda China khususnya di sektor tunggal putri yang begitu pesat.
Di ajang kejuaraan Yonex-Sunrise Indonesia Open Grand Prix Gold 2013 pekan lalu, China merebut gelar juara tunggal putri dan ganda putri.
Di tunggal putri, pemain muda Suo Di yang kini bertengger di peringkat 94 dunia menumbangkan Aprilia Yuswandari yang menjadi unggulan kedua di semifinal sebelum mengalahkan rekan senegaranya Yao Xue di final. Yao Xue mengalahkan unggulan pertama Lindaweni Fanetri dan Maria Febe Kusumastuti.
"Perkembangan pemain-pemain muda China sangat pesat, saya terakhir melihat penampilan Suo Di dan Yao Xue di Australia. Mereka pemain pelapis yang disiapkan untuk menggantikan seniornya. Regenerasi pemain China di sektor tunggal putri memang begitu rapat. Kita sangat tertinggal," ujar Sarwendah, Selasa (1/10/2013).
Secara keseluruhan hasil tunggal putri di Indonesia Open Grand Prix Gold 2013 mengecewakan.
"Seharusnya kita minimal mencapai final. Setelah ini kita evaluasi total," ujar Sarwendah.
Pemain yunior yang diharapkan bisa jadi pengganti seniornya belum memperlihatkan hasil optial.
"Sebut saja Hana Ramadhini. Ketika berhadapan dengan seniornya, Aprilia Yuswandari, dia belum mampu menunjukkan perlawanan yang berarti," ujar Sarwendah.
Selengkapnya baca edisi cetak Berita Kota Super Ball, Rabu (2/10/2013)