News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Abror Langsung Turun Tangan

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua II/Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror Djuraid bersama Singky Soewadji,

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana pertemuan pimpinan KONI Jatim dengan jajaran pelaku berkuda dalam rangka pembentukan tim berkuda untuk persiapan PON XIX-2016 dinilai sebagai wujud dari keseriusan daerah itu mengantisipasi perburuan 20 medali cabang olahraga tersebut.

"Saya kira itu sah-sah saja, siapa pun boleh-boleh saja melakukannya," ujar Sekum Pengprov Pordasi DKI Jaya Herlan Matsudi.

"Mereka serius dan mau gerak cepat mengejar ketertinggalannya. Tapi, apakah langkah itu efektif, kita lihat saja. Saya sendiri tidak yakin kalau pelatih, asisten pelatih dan atlet yang sudah mengikat kontrak dengan DKI Jaya akan ada yang datang menghadiri acara itu," sambung calon manajer tim berkuda DKI Jaya pada PON 2016 itu.

Ihwal akan adanya pertemuan tersebut dikemukakan oleh pimpro berkuda PON Jatim, Singky Soewadji. Dalam keterangan tertulisnya kepada 'Tribunnews' Singky menyebutkan perihal adanya pertemuan di Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung, Jumat (4/10/2013) malam ini. Singky secara terbuka juga menyatakan bahwa pertemuan itu akan dihadiri langsung oleh Wakil Ketua Umum II/Ketua Harian KONI Jatim, Dhimam Abror Djuraid.

Walau menurut Singky hanya pertemuan konsolidasi dengan atlet yang sudah direkrutnya, akan tetapi sangat mungkin bersifat terbuka, bisa diikuti para pemangku dan pelaku berkuda umumnya. Pertemuan serupa sudah dilakukan Singky pekan sebelumnya ditempat sama, yang kala itu lebih banyak diikuti atlet-atlet senior seperti
James Momongan.

Namun, James Momongan yang sehari-harinya melatih di Bandung Equestrian Center (BEC) Lembang, tampaknya tak bisa memenuhi harapan Singky. Dia disebut-sebut sudah menangani atlet berkuda tuan rumah, Jabar, dan turut membantu persiapan Kalsel.

LARI MENUJU FINIS

Terkait dengan upaya pembentukan tim berkuda PON XIX-2016 itu, harus diakui bahwa langkah Jatim agak terlambat. Beberapa pesaing keras Jatim seperti KONI DKI, Jabar, Jateng, maupun Kalsel, sudah jauh-jauh hari membentuk tim persiapan berkudanya.

KONI DKI Jaya sudah lebih dari setengah tahun mengikat kontrak 19 pelatih, asisten pelatih, dan atlet. Mereka sudah mengeluarkan dana sekitar Rp 100 juta/bulan, termasuk untuk biaya makan dari kuda-kuda.

Menurut Herlan Matsudi, honorarium 'kontingen berkuda' DKI Jaya awal tahun 2014 akan mengalami kenaikan, dan akan terus naik secara signifikan mendekati ke saat berlangsungnya PON XIX.

Singky Soewadji mengakui kalau Jatim kalah 'start'. Akan tetapi, dia menegaskan jika Jatim tidak boleh terlambat atau kalah dalam persaingan menuju finis.

"Tapi kita memang harus kerja lebih keras dan lari lebih cepat untuk mengejar ketertinggalan dalam masa persiapan ini," jelas Singky, yang mengakui baru berhasil merekrut Eeng Harijanto Katompo, Laksmono Susilo, dan Rafiq Radinal, pemilik Arthayasa stable, Ciganjur.

Menurut Singky, untuk PON XIX-2016 Jatim harus memiliki 10 kuda pacu, yang dipersiapkan di 10 nomor pacuan, serta 24 kuda yang digunakan untuk tiga nomor equestrian (dressage/jumping/eventing), dari total 20 set medali yang diperebutkan.

Saat ini, apalagi untuk equestrian, Jatim belum memiliki seekor pun kuda yang dapat diandalkan. Mengingat harga kuda yang terbilang tidak murah, Singky mengetuk hati kalangan pengusaha di Jatim untuk turut berpartisipasi, membantu ketersediaan kuda-kuda.

"Mereka bisa membelinya secara pribadi dan nanti bisa meminjamkannya untuk persiapan PON Jatim," jelas adik kandung mantan ratu renang Asia Tenggara Nanik Joeliati Soewadji itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini