TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejuaraan Pacuan ‘Piala Sumpah Pemuda’ yang digelar Minggu (27/10/2013) nanti di arena pacuan kuda Pulomas, Jakarta Timur, untuk pertama kalinya akan mementaskan persaingan diantara para ‘pejantan’ Kuda Pacu Indonesia, atau KPI.
“Untuk selanjutnya kelas pejantan KPI ini akan secara resmi dilombakan dalam setiap seri Kejurnas atau kegiatan nasional pacuan PP Pordasi,” ungkap H.Aidil Azwar, Wakil Ketuan Komisi Pacuan PP Pordasi.
Dalam keterangannya kepada para pemangku berkuda yang mengikuti gelaran ‘Sumpah Pemuda Cup’, Selasa (22/10/2013) petang di Pulomas, Aidil Azwar yang menjadi ketua panitia kejuaraan ini menyatakan bahwa dilombakannya kelas pejantan KPI sekaligus untuk merespon apresiasi pemerintah yang telah memberikan Standarisasi Nasional untuk KPI.
PP Pordasi telah sejak dua tahun lalu mengajukan proposal KPI untuk dilepas menjadi rumpun baru kuda di Indonesia kepada Komisi Penilaian Penetapan dan Pelepasan Rumpun Galur Ternak (KPERGT) Departemen Pertanian. KPI adalah rumpun ternak yang pertama memperoleh Standarisasi Nasional dari Departemen Pertanian.
Walau demikian, dijadikannya pejantan KPI sebagai bagian dari seri kejurnas PP Pordasi adalah keberhasilan dari perjuangan panjang PP Pordasi setelah sejak 1975 membentuk galur KPI untuk memperoleh keseragaman standar kuda pacu yang mengacu kepada Dewan Standarisasi Nasional dari Departemen Pertanian.
Pembentukan KPI dilakukan dengan menyilangkan kuda betina lokal dengan kuda jantan ‘Thoroughbred’ karena kuda ini merupakan bangsa kuda pacu yang mempunyai kemampuan tinggi dalam kecepatan lari. Untuk kuda lokalnya yang dipilih adalah kuda ‘Sandelwood’ yang memiliki daya tahan terhadap iklim tropis, kaki kuat, intelegensia tinggi, dan kecepatan larinya baik.
Di ‘Piala Sumpah Pemuda’ ini kelas pejantan KPI menghadirkan sebanyak tujuh ekor kuda yang akan berlomba sepanjang 1600 meter. Ke-7 KPI ini adalah Tuan Nagari, Sutan Agogo, Morotai, Soponyono, Obama Asmara, Putra Sadewo, dan Ndolu Gela.
Obama Asmara adalah salah satu pejantan KPI kepunyaan Muhammad Chaidir Saddak, Ketua Umum PP Pordasi yang juga pemilik Aragon Horse Racing & Equesterian Club, Lembang.
Namun, Obama Asmara tampaknya harus berjuang keras untuk dapat menaklukkan Tuan Nagari, kuda milik Mario R.Saleh Bahar dari Bendang Stable, Sumbar.
Tuan Nagari ditempatkan di urutan pertama karena torehan prestasi yang mengiringinya sebelum ini. Kuda pejantan jragem berusia lima tahun setinggi 157,8 cm ini adalah ‘runner-up’ kelas terbuka 2000 meter pada seri-1 kejurnas PP Pordasi 2013, Juli lalu.
Pesaing kuat Tuan Nagari kemungkinan besar Soponyono, kuda milik H.Syakur dari Cahaya Bulan Stable, Madura.
Soponyono adalah salah satu kontestan nomor puncak seri-1 final kejurnas 2013, yakni kelas 3 tahun derby-2000 meter, yang dimenangi Red Silanos. (tb)