TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam pertemuannya dengan jajaran pengurus Indonesia Olympian Association (IOA), Selasa (28/10/2013), Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman tak urung 'curhat' terkait menajamnya perbedaan pandangan antara KONI dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Menurut Tono Suratman, ia mulai merasakan adanya nuansa perpecahan setelah menjabat ketum KONI sementara KOI tetap eksis. Dalam perjalanan waktu, paparnya, 'perbedaan' pandangan terkait keberadaan KONI dan KOI tersebut mau tidak mau berpengaruh terhadap induk organisasi olahraga.
Dia lalu mencontohkan kemelut yang mendera cabang wushu. Dalam konteks ini, Tono Suratman menyesalkan sikap KOI yang tiba-tiba melantik kepengurusan wushu yang lama.
"Mestinya khan diperiksa dulu," kata Tono Suratman, saat menerima Anton Suseno, Lukman Niode, Krisna Bayu, Wailan Walalangi, Suryo Agung Wibowo, La Paene Masara. Hadi Wiharja dan Nurfitriyana dari IOA.
Tono Suratman yang didampingi Sekjen KONI Pusat E.F.Hamidy, menyesalkan kecenderungan cara berpikir mengadu domba, yang dinilainya akan semakin membuat olahraga Indonesia sulit berkembang.
"Saya ini juga khan bekas atlet, jadi bisa merasakan hal seperti itu," kata mantan atlet anggar nasional itu. (tb)