TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kubu Jawa Tengah mencuatkan optimisme dalam upaya pemenuhan targetnya di pentas berkuda PON XIX-2016, Jabar.
Johanes Lukito, pimpro berkuda equestrian Jateng, mengemukakan jika kepadanya sudah disebutkan target medali yang harus direbut tim berkuda Jateng. Namun, dia mewanti-wanti Tribunnews.com untuk tidak menjabarkan target yang dimaksud.
"Ini masih off the record yaah," ucap Johanes Lukito, Selasa (5/11/2013) dari Semarang, Jateng.
Untuk memenuhi target tersebut, kata Johanes, ia dan jajaran pelatih sudah merumuskan konsep pembinaan hingga tiga tahun kedepan.
"Pastinya, kita mengharapkan para atlet yang dipersiapkan 'all-out' dalam latihan dan kegiatan yang diikuti," jelas Johanes, yang juga pemilik klub Arrowhead tersebut.
ATLET & KUDA
Merespon persaingan sengit kontes berkuda PON XIX-2016 itu KONI Jateng sudah menunjuk Johanes Lukito sebagai pimpro equestrian. Untuk jumping, pimpronya adalah H.M.Munawir, yang juga ketua pengprov Pordasi Jateng. Johanes mengakui, terkait equestrian, ia masih mempersiapkan materi atlet dan kuda-kudanya sekaligus.
Namun, ia memastikan belum akan melakukan pembelian kuda dalam waktu dekat. ; Untuk atlet, kata Johanes yang juga ketua bidang organisasi dan dana Eqina itu, mereka akan segera dikontrak dalam waktu dekat. Materi kontrak untuk Galih Rasiono, Jayadi, dan beberapa 'rider' senior lainnya, sedang dipersiapkan.
"Senin lalu saya sudah dipanggil pimpinan KONIDA, diminta CV-nya anak-anak. Dikasih tahu bagaimana perkiraan kedepannya. Rider-rider itu juga ada klasifikasi-nya. Ada yang masuk kategori utama, lalu prioritas, juga binaan. Bisa saja perbedaannya ke tingkatan uang saku yang akan mereka terima," papar Johanes.
Masalah klasifikasi 'rider' proyeksi PON XIX itu tak terlalu dipersoalkan.
"Toh kita mempersiapkan mereka ini selama tiga tahun. Dan, selama tiga tahun itu juga pasti ada perubahan-perubahan. Bisa saja rider yang semula dinilai perkembangannya lambat, eh, ternyata bisa maju pesat. Begitu juga sebaliknya. Yang kita kira bisa semakin berkembang, ternyata kembali ke biasa-biasa saja. Atau mungkin stag," terangnya.
"Begitu juga dengan kuda-kudanya. Kita putuskan tidak akan beli kuda-kuda sekarang ini. Disamping PON-nya masih tiga tahun lalu, kita juga harus antisipasi perkembangan dari kuda-kuda itu sendiri. Belum tentu kuda yang kita beli sekarang, tiga bulan lagi sudah meningkat kemampuannya," sebut pemilik Arrowhead Tengaran, Salatiga, dan Semarang itu.
YUNIOR
Pembinaan 'rider' yunior juga tak diabaikan Johanes. Keseriusan membina Yunior identik dengan merawat prospek masa depan. Itu juga yang membuat Johanes harus memikirkan program antisipatif, langkah-langkah terobosan.
Salah satunya dengan menggelar program pelatihan singkat secara berkala, yang sekarang ini sudah dimulainya. Pekan ini, dia mendatangkan pelatih duet pelatih legendaris James Momongan Nico Pelealu untuk memberikan 'coaching-clinic' atau pelatihan singkat sehari masing-masing kepada jajaram atlet yunior atau belia, dan pelatih/instruktur.
Johanes mengakui, tak masalah kalau sekarang ini daerah lain menilai persiapan Jateng itu dalam menyambut PON biasa-biasa saja. Misalnya, Jateng tak melakukan perekrutan atlet besar-besaran, dan pembelian kuda-kuda sejak awal.
"Pokoknya, nggak masalah kalau kita harus berlari paling belakang. Yang penting, kita bisa berlari dengan keyakinan yang penuh untuk mengejar apa yang kita pastikan bisa kita dapat," terang Johanes Lukito, sembari 'membisikan' kembali target Jateng di PON XIX-2016 itu. "Off the record yaah," tegas pimpro equestrian tim PON Jateng itu. (tb)