News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Abror dan Singky Kunjungi Ibu Oetari Pemilik Pamulang Equestrian Center

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abror Djuraid dan Singky Soewadji saat menemui ibu Oetari Soehardjono di Pamulang, Senin (18/11/2013)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dhimam Abror Djuraid dan Singky Soewadji memenuhi janjinya untuk menemui ibu Oetari Soehardjono, pemilik Pamulang Equestrian Center (PEC), di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan.

Bagi Dhimam Abror, Ketua III sekaligus Ketua Harian KONI Jatim, ini adalah kunjungan perkenalannya dengan istri mendiang Mayjen Soehardjono, ketua umum kedua dalam sejarah PP Pordasi.

Untuk Singky, ini pertemuan lepas kangen, karena mantan atlet nasional equestrian ini sudah cukup lama tidak menyambangi ibu Oetari, yang sudah dianggapnya sebagai bagian dari keluarganya sendiri.

Mungkin karena itu pula percakapan di teras rumah dari bagian kompleks pembiakan berkuda itu sangat lepas, cair.

PEMBIAKAN

Dalam kunjungan pertamanya sebagai pimpinan proyek (pimpro) berkuda Jatim untuk PON XIX-2016 itu, Singky secara terbuka mengemukakan ketertarikan Jatim pada kuda hasil pembiakan Pamulang Equestrian Center.

Keinginan Abror dan Singky untuk kemungkinan bisa membeli 'produk' PEC untuk atlet Jatim sangat menggugah hati ibu Oetari.

Kendati demikian, beliau mengingatkan bahwa kuda-kuda 'binaan' PEC masih sangat 'lugu' sehingga perlu ditangani secara luar biasa untuk dapat dikompetisikan.

"Saya tak punya kuda-kuda olahraga. Kuda-kuda hasil pembiakan ini juga masih berusia muda. antara dua sampai empat tahun. Perlu kerja-keras untuk bisa bersaing di PON nanti," demikian antara lain dikemukakan ibu Oetari Soehardjono.

Pemilik Pamulang Equestrian Center yang sudah sangat memahami luar-dalam masalah pembinaan kuda ini tampaknya bisa menerima penjelasan Singky terkait 'visi-misinya' dalam upaya pengembangan prestasi equestrian Jatim.

Oleh karena itu juga ibu Oetari Soehardjono pada akhirnya bisa pula menerima alasan Singky mengenai perekrutan atlet-atlet kawakan seperti Momo dan Eeng Harijanto.

Semula, ibu Oetari bilang "Waah wis tuek," ketika Singky menyebut nama dua 'rider' kawakan tersebut. Belakangan, ibu Oetari manggut-manggut saat Singky menjelaskan bahwa bagaimanapun juga kemampuan menungang Eeng dan Momo tidak kalah dengan 'rider-rider' muda saat ini.

"Mereka memang sudah sangat senior, tetapi yang kita cari memang pelatih yang memiliki basic bagus," papar Singky.

Ibu Ostari menjelaskan, berkuda sesungguhnya memang olahraga sembarangan. Berkuda adalah satu-satunya olahraga yang menyatukan dua elemen hidup, yakni manusia dan kuda.

"Kalau mau berprestasi dua elemen itu harus menyatu. Kalau salah satu timpang, susah. Kudanya bagus tetapi atletnya tidak, ya tak bisa juga," terang ibu Oetari.

Atlet-atlet equestrian Indonesia sekarang ini, urai ibu Oetari, terkesan lebih mengutamakan faktor teknis. Mereka sepert mengabaikan unsur 'art'-nya. (tb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini