News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

SEA games 2013

Mantan Taekwondoin Nasional Kritisi Kegagalan Indonesia

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Grand Master Lioe Nam Khiong didaulat tarung eksebisi dengan Taekwondoin seangkatan Azhari disela sela Kejurwil II di GOR KONI Manado, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Taekwondo Indonesia di Sea Games-27 Myanmar yang ditargetkan 3 medali emas hanya meraih 3 perak dan 7 perunggu. Pencapaian sangat kontradiktif jika dibanding dengan hasil yang di raih pada Sea Games -26 tahun 2011 di Jakarta dan Palembang.

Saat itu Taekwondo berhasil menyumbangkan 6 medali emas .Legenda Taekwondo Indonesia Lamting menilai kegagalan Cabang Taekwondo di Sea games Myanmar merupakan tanggung jawab kepala pelatnas dan pelatih, mengingat para Tekwondoin tersebut sudah ditempa selama 3 tahun di Pemusatan Latihan Nasional.

"Dengan waktu 3 tahun itu sudah lebih dari cukup untuk mengetahui bagaimana kekuatan timnas maupun lawan di Sea Games, apa masih kurang untuk memikirkan hal-hal seperti itu," ungkap Lamting, penyandang DAN VII Kukkiwon yang dihubungi  Rabu ( 25/12/2013).

Menurutnya, jangan cari alasan pembenaran seperti faktor usia atlet dan lainnya yang tidak masuk akal karena hasil sebuah prestasi yang dinilai adalah kemampuan dan pertanggungjawabannya bukan alasan setelah gagal.

Aktor Laga Deru dan Debu itu mencontohkan, ketika Taekwondoin Basuki Nugroho, dan Rizal Samsir sukses meraih medali emas pada Sea Games 2011 lalu di Jakarta.

“Saat itu usia Rizal dan Basuki sudah 30 tahunan, toh bisa meraih medali emas. Jadi tidak ada alasan lagi kalau atletnya memang ditempa secara serius oleh orang yang mampu menempa pasti ada hasilnya,” kata Lamting yang pernah mengemban tugas sebagai pelatih kepala Pelatnas PB TI era kepengurusan 2007-2011 binaan Grand Master Lioe Nam Khiong sebagai Wakil Ketua Umum PB TI Bidang Prestasi dan Umum.

Disamping itu katanya, tim yang diberangkatkan jelas tidak berdasarkan seleksi yang benar, lebih cenderung memilih atlet berdasarkan suka dan tidak suka, juga berdasarkan pelatih pelatnas yang notabanenya diambil dari pelatih pelatda didaerah yang justru merekrut atlet dari masing-masing daerah asal pelatih.

”Kalau seperti itu pola rekrutmennya jelas itu bukan timnas,apalagi usia mereka toh masih di kisaran18-25 tahunan, sudah terlalu banyak kepentingan didalam pelatnas,” ujarnya.

Makanya setelah Sea Games 2011 Lamting justru memilih keluar dari PB TI dan bergabung dengan UTI Pro.

Secara terpisah mantan Taekwondoin Nasional yang juga aktor laga Joseph Hungan, turut prihatin atas kegagalan Taekwondo di Sea Games -27 Myanmar.Ia mengaku kecewa ketika membaca di salah satu harian surat kabar Nasional yang menyebutkan Taekwondo gagal total di Sea Games.

”Saya prihatin sekali dengan hasil ini . Di Sea Games lalu kita mencapai 6 emas koq sekarang jadi nol,” tanya Joseph Hungan dengan nada kecewa.

Ia mengakui ketika dirinya ditunjuk sebagai Manajer Tim Nasional Sea Games 2011 persiapan tim Taekwondo ditandai dengan kehadiran berdirinya Yayasan Universal Taekwondo Indonesia (YUTI) awal 2011 yang digagas oleh Grand Master Lioe Nam Khiong.Ketika itu PB T.I dan YUTI dapat bersinergi dan membuahkan hasil yang luar biasa dengan meraih 6 medali emas dari 3 kategori poomsae yang diturunkan berhasil meraih 3 medali emas dan kyorugi 3 medali emas.

"Saat itu saya melihat GM Lioe Nam Khiong menjadi tokoh penting dibalik suksesnya tim Taekwondo pada Sea Games 2011.Dan beliau menurut Saya turun tangan langsung mengawasi secara penuh taekwondoin yang ditempa di pelatnas,” kata Joseph Hungan.

Selain di Pomsae, Grand Master Lioe Nam Khiong menurut Joseph Hungan memiliki andil besar di kategori kyorugi .Sukses Basuki Nugroho dan Fransiska Valentina merebut medali emas di Sea Games 2011 murni merupakan peran langsung Grand Master Lioe Nam Khiong.

“Ketika itu Basuki dan Fransiska yang masih sempat diberikan arahan langsung di ruang VIP dan Pemanasan bergegas untuk bertanding, karena Grand Master sangat memahami karakter permainan masing-masing atlet timnas dan lawan,’ kenang Joseph Hungan.

Kerja keras tersebut akhirnya membuahkan hasil, Basuki Nugroho dan Fransiska Valentina yang pernah dibina oleh Grand Master sebelumnya selama 3 tahun meraih 2 medali emas.Disusul 1 medali emas dari Rizal Syamsir yang merupakan atlet YUTI, hingga saat ini.

Joseph juga menyatakan keheranannya, lima dari enam peraih medali emas di Sea Games 2011 yang saat ini berlatih di UTI Pro tidak diturunkan memperkuat Tim Merah Putih.

”Kita ini kan mengedepankan merah putih bukan PB TI atau UTI Pro .kenapa seperti ini hasilnya, kalau memang PBTI mampu berprestasi tanpa UTI Pro tentunya kita bangga,” ungkap Joseph.pemegang Sabuk Hitam DAN VI Kukkiwon

Sementara itu Ganis Hartono atlit Taekwondo di era tahun 80–an yang juga mantan pelatih tim nasional mengemukakan Kegagalan timnas Taekwondo di Sea Games Myanmar 2013 belum menunjukkan kekuatan timnas yang sesungguhnya.

Mengingat atlet-atlet pelatnas UTI Pro tidak ikut turun di Sea Games Myanmar 2013, dan atlet timnas UTI Pro memiliki jam terbang yang tinggi dalam mengikuti serangkaian uji coba diluar negeri.

"Tahun ini saja mereka telah mengikuti serangkaian kejuaraan Internasional seperti US Open 2013, Pra Sea Games Myanmar 2013, International Open Best Of The Best 2013 di Jogjakarta, CK Classic Open Tournament 2013 di Malaysia , Kejuaraan dunia Hanmadang 2013 di Korea, Korea Open 2013 yang kesemua event tersebut membuahkan hasil yang cemerlang dan terakhir kejuaraan Asian University Taekwondo Championships yang diikuti 27 negara peserta dan hasilnya cukup memuaskan dengan merebut 6 medali emas menempati posisi runner up dibawah tuan rumah Korea Selatan, dan sebagian atlet Negara peserta Sea Games Myanmar ini pernah dikalahkan atlet UTI Pro disana, tentu atlet-atlet kita ini tidak sulit hanya untuk menghadapi event Sea Games, dan saat ini timnas UTI Pro sedang dipersiapkan mengikuti kejuaraan Trelleborg Open 2014 di Swedia yang levelnya setingkat dibawah kejuaraan dunia," papar Ganis Hartono yang juga pernah menjadi pelatih timnas pada Olympic Games XXV Barcelona 1992 dan Kabid Binpres PBTI masa bakti 2007-2011.

Hal Senada juga dikemukakan Pelatih Pomsae Sea games 2011 Rahadewineta ,yang menilai tim Pomsae Sea Games Myanmar bukan merupakan kekuatan tim Pomsae Taekwondo sesungguhnya yang ada di Indonesia.

"Jujur saja saya malu dengan hasil tersebut," tutur Rahadewineta, atlet nasional yang selalu dominan dikelas fly putri dan peraih medali perak US Open dan emas Kejuaraan Dunia Hanmadang 2012 di Korea Selatan.

Grand Master Lioe Nam Khiong yang dimintai tanggapannya atas kegagalan cabang Taekwondo di Sea Games Myanmar enggan berkomentar banyak atas kegagalan tersebut. Grand Master Lioe Nam Khiong yang hadir di Myanmar atas undangan Myanmar Taekwondo Federation dan Asean Taekwondo Federation dalam kapasitas mensukseskan penyelenggaraan eventnya, mempersilahkan untuk menanyakkan hal itu ke PBTI.

"Silahkan anda Tanya ke PB TI toh ada manajer dan pelatihnya, silahkan Tanya ke mereka,” ujar Pembina YUTI dan UTI Pro .Ia menyikapi dingin ketika ditanyakkan tentang pencapaian hasil Sea Games Myanmar.

Menurutnya PB TI sudah melakukan yang terbaik.

"Kalau sampai tidak ada medali emas PB TI sudah berupaya maksimal,” ujar Pemegang Sabuk Hitam DAN VIII Kukkiwon itu.

Ketika ditanyakan tentang adanya faktor Non tekhnis dalam sistem penilaian , Grand Master Lioe Nam Khiong mengemukakan hal itu bisa saja terjadi.

”Untuk cabang olahraga Taekwondo bagi tim Indonesia saya tidak melihat hal seperti itu . bagaimana bisa terjadi karena saya melihat selisih poinnya jauh sekali dan ada yang mengalami selisih point sampai 0-17,” demikian Lioe Nam Khiong.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini